Satelit Navigasi: Teori, Sejarah, Cara Kerja, dan Aplikasinya

gambar satelit navigasi

Satelit navigasi telah membantu umat manusia saling bertukar informasi lokasi di manapun di penjuru Bumi. Kini, saatnya, Kamu memahami teknologinya secara lebih mendalam.

‘Mengetahui lokasi, arah, atau rute suatu objek secara akurat secara jarak jauh’ adalah ide yang mustahil berabad-abad yang lalu. Namun ternyata, penemuan satelit navigasi telah menabrak batas kemustahilan itu.

Kini, secara real time, manusia mampu mendeteksi suatu objek di tempat yang jauh. Baik objek itu berupa manusia lainnya, kendaraan, bangunan, atau objek materi lainnya. Bahkan, dengan sangat mudah.

Kali ini, kita akan membahas secara mendalam tentang perangkat rekayasa yang fenomenal tersebut: satelit navigasi! Kami sudah menyiapkan berbagai pembahasan seputar topik ini, meliputi:

  • Pengertian
  • Teori dasar
  • Pencetus ide
  • Sejarah singkat
  • Cara kerja
  • Aplikasi satelit navigasi
  • Produk hasil pemanfaatan satelit navigasi
  • Masa depan satelit navigasi

Pengertian Satelit Navigasi

pengertian satelit navigasi

Istilah satelit navigasi tidak merujuk pada satu perangkat tertentu, melainkan pada sebuah sistem kerja sejumlah satelit untuk menghasilkan fungsi navigasi. Ini agak sedikit berbeda dengan satelit lain seperti satelit komunikasi yang masih mungkin bekerja hanya dengan satu satelit di angkasa.

Secara teori, untuk mendapatkan akurasi yang baik, fungsi navigasi dapat berjalan minimal dengan menggunakan tiga satelit (Akan kami bahas selanjutnya).

Maka dari itu, orang orang sering menyebutnya bukan satelit navigasi, melainkan sistem navigasi satelit. Dalam istilah lebih ringkas, kerap juga disebut dengan satnav. 

Jadi, Apa yang dimaksud dengan sistem navigasi satelit?

Collins Dictionary mendefinisikannya sebagai ‘sistem yang menggunakan informasi dari satelit untuk menemukan cara terbaik menuju suatu tempat.’

Adapun menurut Cambridge Dictionary, satnav adalah ‘sistem komputer dan satelit , yang digunakan di kendaraan dan aset lain untuk memberitahu kamu dimana mereka berada, di mana lokasi Kamu berada, dan menunjukkan bagaimana Kamu menuju ke suatu tempat.’

Setidaknya, dari dua definisi tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sistem navigasi satelit merupakan sebuah sistem teknologi rekayasa yang membantu manusia menemukan objek tertentu. Meliputi benda, tempat, dan arah.

Namun, Para ahli meringkasnya ke dalam tiga fungsi utama yang disingkat PNT (Positioning, Navigation, and Time).

Secara umum, ada dua jenis sat nav berdasarkan cakupan fungsinya:

  • GNSS (Global Navigation Satellite System); GNSS adalah sistem navigasi satelit yang jangkauan pemantauannya bersifat global.
  • RNSS (Regional Navigation Satellite System); RNSS adalah sistem satnav yang coverage-nya terbatas hanya pada daerah atau negara tertentu. Otomatis, pemanfaatannya juga lebih terbatas.

Sejauh ini, baru empat negara yang berhasil mengembangkan GNSS, yakni Amerika Serikat, Uni Soviet/Rusia, Cina, dan Uni Eropa (Gabungan negara Eropa). Sedangkan untuk RNSS, yang sudah berhasil memfungsikannya dua negara, yakni India dan Jepang.

Untungnya, meski negara yang berhasil membangunnya baru sedikit, negara lain yang belum berhasil tetap bisa merasakan manfaatnya.

Termasuk, kita yang ada di Indonesia pasti akrab dengan penggunaan GPS (Global Positioning System) milik Amerika Serikat.

Teori Dasar Navigasi Satelit

Sistem navigasi satelit didasari dari teori ‘Efek Doppler’. Efek Doppler merupakan ‘fenomena yang terjadi ketika ada perubahan frekuensi gelombang yang disebabkan adanya perpindahan sumber dan pendengar.’

Teori ini menjadi pijakan bagi para ilmuwan untuk mengembangkan satelit yang dapat menangkap posisi dan perpindahan objek lewat frekuensi gelombang.

Adapun untuk mendapatkan koordinat objek dengan tepat, sistem satnav seperti GPS menggunakan mengacu pada konsep trilaterasi.

Nah, trilaterasi adalah teori yang digunakan dalam proses ini. Trilaterasi sendiri merupakan ‘metode untuk menemukan koordinat sebuah titik dengan mengacu pada jarak antara titik tersebut dengan 3 buah koordinat yang sudah diketahui.’

Untuk menemukan koordinat objek yang tepat, metode trilaterasi ini diaplikasikan pada sistem navigasi satelit.

Karena trilaterasi memerlukan 3 buah koordinat untuk mengetahui objek yang akan ditemukan, maka otomatis perlu setidaknya 3 buah satelit yang mengudara di atas objek. Ketiga satelit tersebut akan mengirim sinyal berisi koordinat kepada manusia di Bumi.

Teori Dasar Navigasi Satelit

Selain mengacu pada trilaterasi, sistem navigasi satelit juga mempertimbangkan teori relativitas dari Albert Einstein. Hubungan satelit navigasi dan teori relativitas ini diaplikasikan pertama kali oleh Sistem GPS milik Amerika Serikat.

Berdasarkan teori relativitas, waktu itu punya sifat relatif. Artinya, ada potensi perbedaan antara waktu di Bumi dengan informasi yang dikirimkan oleh GPS lewat satelit karena efek perubahan percepatan dan gravitasi satelit.

Jadi, kalau misalnya pada hari Rabu GPS menginformasikan jarak antara rumah A ke rumah B adalah 1,5 km, maka pada hari Kamis informasi jaraknya bisa berubah.

Maka untuk memberikan informasi yang akurat setiap saat, perlu 1 buah satelit lagi yang membawa jam atom serta memiliki teknologi untuk mengoreksi waktu. Dengan demikian, sistem navigasi bukan hanya akurat menyajikan koordinat, namun juga dalam menyajikan waktu.

Pencetus Ide Satelit Navigasi

Secara idem satelit navigasi ditemukan oleh sekelompok ilmuwan di APL (Applied Physics Laboratory)  John Hopkins University yang berkumpul meneliti Sputnik 1. Ya, satelit pertama dunia yang Uni Soviet luncurkan pada 1957. Mereka kemudian menemukan sebuah fenomena yang menurut mereka baru.

Applied Physics Laboratory
Applied Physics Laboratory – Sumber: Business Journals

Dari hasil pengamatan para ilmuwan tersebut, sinyal radio yang dipancarkan Sputnik 1 terdeteksi meningkat ketika satelit itu mendekat dan melemah saat menjauh. Jadi, saat itu mereka dapat mengetahui jauh dan dekatnya jarak Sputnik 1 dari tempat mereka berkumpul.

Lantas mereka berpikir, “Jika mereka dapat melacak pergerakan satelit di angkasa dari Bumi, pasti mereka bisa juga melacak pergerakan objek di Bumi dari angkasa.”

Dari ide tersebut, proyek-proyek untuk membuat dan mengembangkan sat nav berjalan. Ada beberapa sosok dan pihak lain yang tercatat memiliki jasa besar dalam pengembangan teknologi ini.

Oh ya, FYI, APL John Hopkins University sendiri merupakan pusat penelitian universitas yang berdiri sejak 1942. Lembaga ini sejak awal melakukan kerja-kerja riset untuk mendukung agenda dan program prioritas pemerintah AS dalam pengembangan teknologi. Hingga  kini, lembaga ini masih eksis.

Sejarah Satelit Navigasi

Proyek untuk mengembangkan sistem navigasi satelit pertama dilakukan pada tahun 1958. Lembaga APL John Hopkins bekerjasama dengan ARPA (Advanced Research Projects Agency) menjadi yang pertama dalam menyeriusi proyek ini. Nama satelit pertama untuk proyek ini adalah Transit.

Setelah sempat gagal pada percobaan Transit-1, tim pengembang berhasil mengantarkan Transit-2 ke orbit pada tahun 1960.

transit 1
Transit 1 – Sumber: NASA

Saat itu, Sistem Transit bekerja untuk mendukung navigasi di bidang militer, terutama untuk Angkatan Laut Amerika Serikat. Bahkan pada pertengahan 1960-an, pengembangan Transit kendalinya menjadi di tangan Angkatan Laut AS.

Sampai pada 1968, Transit berhasil mengorbitkan 36 satelit untuk menyempurnakan fungsinya sehingga mampu melakukan pelacakan dengan tingkat ketepatan akurasi puluhan meter.

Ketika Transit masih berproses, pada saat bersamaan muncul gagasan sistem navigasi satelit lain untuk memberikan tingkat akurasi dan presisi lebih tinggi.

Sebuah perusahaan bernama The Aerospace Corporation, memiliki ide program navigasi satelit bernama 621-B dengan melengkapi satelit yang mengudara dengan jam. Konsep ini menghilangkan kebutuhan terhadap jam di level penerima.

Untuk mengurangi potensi berkurangnya akurasi jam di satelit berbeda dengan jam di Bumi akibat prinsip teori relativitas Einstein, sistem mengoreksinya secara berkala lewat stasiun yang ada di Bumi.

Selain itu, sepanjang 1960-an, Naval Research Laboratory juga mengembangkan  Timation. Sistem navigasi satelit ini melengkapi satelit dengan jam atom dengan tingkat akurasi waktu yang lebih tinggi.

Hingga pada 1972, Angkatan Udara AS mendapatkan tugas mengembangkan sistem navigasi satelit yang menggabungkan ide-ide dari Transit, 621-B, dan Timation. Pekerjaan ini kemudian menghasilkan proyek Navstar atau kita kenal sebagai GPS.

Navstar menyempurnakan pengiriman blok satelit pertamanya untuk memfungsikan GPS pada bulan Februari 1978. Jadi, kalau Kamu bertanya satelit GPS milik siapa, jawabannya adalah AS.

NARA – Sumber: Navstar

Tak jauh dari waktu kesuksesan Navstar, Uni Soviet juga berhasil meluncurkan sistem navigasi global tandingan bernama GLONASS pada tahun 1982. Adapun Beidou adalah satelit navigasi China dan Galileo milik Uni Eropa, keduanya merupakan proyek relatif baru yang berfungsi setelah tahun 2000.

Cara Kerja Satelit Navigasi

Meskipun sama-sama bekerja dengan memantulkan sinyal, masing-masing jenis satelit memiliki cara kerja spesifik yang berbeda antara satu dan lainnya. Termasuk, ketika satelit manusia gunakan untuk tujuan navigasi.

Sekarang mari kita membahasnya!

cara kerja satelit navigasi

Sebagai sebuah sistem, proses kerja navigasi satelit setidaknya membutuhkan tiga segmen:

1. Satelit

Untuk memperoleh data koordinat objek yang hendak dilacak dengan metode trilaterasi dan triangulasi, minimal harus ada tiga satelit navigasi. Meski pada faktanya, untuk mengoptimalkan kinerjanya, berbagai satnav mulai dari GPS, GLONASS, hingga Galileo menerbangkan puluhan satelit.

Fungsi satelit dalam sistem satnav antara lain:

  • Merekam serta menyimpan data yang ditransmisikan dari stasiun pengendali di Bumi.
  • Merekam dan menjaga informasi waktu agar tetap akurat dan presisi dengan waktu Bumi. Untuk hal ini, satelit dibekali jam atom.
  • Memancarkan sinyal berisi informasi ke perangkat pengguna yang menyematkan receiver.

2. Pengendali

Puluhan satelit yang mengorbit Bumi untuk tujuan navigasi dikendalikan dari Bumi lewat stasiun pengendali. Keberadaan stasiun ini sangat penting karena menunjang berbagai hal terkait optimasi kerja satelit, meliputi:

  • Mengendalikan, mengecek, serta menjaga kesehatan satelit yang mengorbit. Tentunya, ini semua akan memastikan satelit selalu bekerja dengan baik.
  • Melakukan sinkronisasi waktu antar setiap satelit yang mengorbit sebagai satu sistem.
  • Menentukan dan memprediksi orbit serta waktu.
  • Mengirimkan data menuju satelit dari Bumi.

3. Penerima atau Pengguna

Subsistem terakhir yang terlibat dalam proses kerja sat nav adalah penerima atau pengguna yang membawa perangkat dengan sinyal receiver. Dengan bantuan receiver, pengguna akan menerima sinyal yang memuat informasi seputar arah, jarak, serta tempat yang satelit berikan dari orbitnya.

Jika dijabarkan, prosesnya kurang lebih seperti ini:

  1. Satelit diterbangkan ke orbit di bawah kendali stasiun pengendali di Bumi.
  2. Sejumlah satelit yang terhubung menemukan koordinat objek lalu mengirim sinyal ke perangkat yang memiliki receiver.
  3. Perangkat akan menerjemahkan sinyal menjadi informasi yang dapat manusia baca dengan lebih mudah.

Pada dasarnya, informasi yang satelit sampaikan adalah titik koordinat yang mengacu pada garis lintang dan bujur. Namun berkat kecanggihan teknologi, ada berbagai aplikasi yang membantu menyajikan data dari satelit dalam bentuk peta-peta lebih mudah manusia pahami.

Mungkin sebagian dari Kamu bertanya-tany: bagaimana peran internet? Mengapa internet tidak ada dalam proses kerja navigasi satelit padahal sebagai pengguna, Kamu kerap mendapat bantuan internet untuk mengakses sat nav?

Jawabannya sederhana. Pada dasarnya, untuk mendapatkan data PNT (Positioning, Navigation, and Time) dari satelit memang tidak memerlukan data internet.

Berdasarkan penjelasan Lesics Indonesian, fungsi internet hanya membantu mempercepat proses pengiriman sinyal/data dari satelit ke pengguna. Dengan dukungan internet, sinyal satelit tidak langsung sampai ke pengguna. Namun, pengguna mendapatkannya dengan mengunduhnya lewat sinyal internet.[13]

Aplikasi Satelit Navigasi di Berbagai Industri

Pada awalnya, sistem navigasi satelit hanya menjadi konsumsi militer. Jadi, yang dapat mengakses data PNT dari satelit sangatlah terbatas. Dengan kata lain, tidak ada aplikasi satelit navigasi kecuali hanya untuk kepentingan militer.

Sebagai sistem sat nav tertua, GPS milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat baru membuka akses bagi sipil pada tahun 1989. Meski saat itu, secara sengaja sat nav untuk konsumsi sipil dibuat kurang akurat karena AS khawatir musuh perangnya bisa ikut memanfaatkannya juga.

Baru pada tahun 2000, Pemerintah Amerika Serikat mengakhiri aturan tersebut. Sejak itu, publik dapat mengakses data GPS dengan hasil yang 10 kali lebih akurat dari sebelumnya hingga sekarang. Selanjutnya, GLONASS milik Rusia juga ikut go public pada tahun 2007.

Berkat kebijakan memberikan akses sat nav kepada publik, penggunaan satnav dengan jenis GNSS manusia aplikasikan dalam berbagai bidang dan layanan. Berikut beberapa yang kami maksud:

1. Transportasi

transportasi

Saat ini, bidang transportasi mungkin menjadi bidang yang paling dekat dengan teknologi navigasi satelit. Sat nav menjadi pemandu rute, pendeteksi mana jalur yang lancar dan macet, hingga waktu tempuh kendaraan dari satu lokasi ke lokasi lain.

2. Pelacakan objek

pelacakan objek dengan satelit navigasi

Dengan bantuan satnav, manusia juga kini dapat melacak apapun yang ingin mereka cari. Bukan hanya melacak orang, beberapa perusahaan juga memproduksi produk seperti GPS tracker yang mampu membantu melacak objek lain seperti barang-barang atau hewan peliharaan. Jadi, tak perlu khawatir lagi kalau hilang.

3. Keselamatan dan Keamanan

keamanan dan keselamatan

Kondisi-kondisi yang mengancam nyawa manusia akibat bencana atau kecelakaan, bisa mendapatkan mitigasi yang lebih cepat dari sat nav. Misalnya saat terjadi cuaca buruk di laut, gempa, dan kondisi yang menimbulkan ancaman nyawa, sat nav dapat membantu menemukan posisi orang yang perlu diselamatkan.

4. Survey dan Pembuatan Peta

survey dan pembuatan peta

Luas, kontur, serta kondisi geografis Bumi yang beragam dan tak semuanya mudah manusia jangkau secara langsung, tak akan jadi soal dengan kehadiran sat nav. Kehadiran sistem satelit ini dapat membantu manusia dalam proses pembuatan peta secara lebih mudah dengan akurasi yang tinggi.

5. Penerbangan

penerbangan

Dari waktu ke waktu, lalu lintas pesawat yang mengudara di langit semakin padat. Untuk membantu kelancaran penerbangan sekaligus meminimalisir resiko kecelakaan, pesawat umumnya dibekali sistem navigasi berbasis satelit. Pilot yang memimpin penerbangan bisa mendapatkan datanya secara langsung dari pesawat.

6. Kelautan

kelautan

Sebagaimana di udara, lalu lintas di lautan juga semakin padat. Sebagian negara mensyaratkan kapal laut yang melaut dalam zona perairannya untuk menyimpan perangkat dan terhubung dengan satelit dalam sistem navigasi kapal. Teknologi ini selain berguna untuk keselamatan, juga meminimalisir masalah illegal fishing.

7. Telekomunikasi

telekomunikasi

Untuk menunjang proses telekomunikasi dengan user experience semakin sempurna, kini hampir semua smartphone memiliki perangkat penerima sinyal GPS. Sebagai pengguna smartphone, Kita pasti akan merasa kehilangan kan jika fitur GPS ini tidak ada di smartphone yang kita miliki?

8. Pengiriman dan Logistik

pengiriman dan logistik

Dalam industri logistik, peran GPS sebagai sat nav sangat krusial untuk menyajikan fitur tracking bagi pengguna layanannya. Pengirim dan penerima paket logistik, bisa mengetahui pergerakan barang yang sedang dalam proses pengantaran dari waktu ke waktu.

9. Industri Pertambangan

industri pertambangan

GPS tracker secara khusus kerap digunakan dalam industri pertambangan dengan wilayah operasi yang luas. Fitur utama di dalam GPS Tracker di bidang ini adalah fitur Geofence untuk memantau lokasi dan pergerakan orang dan kendaraan di berbagai area.

Selain itu, ada juga fitur lain berupa pemantau kinerja molen, PTO (Power Take Off) untuk efisiensi kinerja alat berat mekanis, serta driver ID tag yang memastikan kendaraan dioperasikan oleh operator yang semestinya.

10. Eksplorasi Minyak Bumi Lepas Pantai

Eksplorasi Minyak Bumi Lepas Pantai

Keamanan dan efisiensi menjadi dua manfaat yang dapat satnav berikan bagi proses eksplorasi minyak bumi.

Dengan bantuan teknologi yang dikembangkan dari GPS, perusahaan atau negara dapat memantau aktivitas pergerakan kapal di area pengeboran minyak. Memantau pergerakan kapal yang dicurigai melakukan tindak ilegal seperti penjualan hasil minyak bumi ilegal di tengah laut yang tentunya akan merugikan negara dan perusahaan.

Dengan terpantaunya lalu lintas pergerakan kapal, negara dapat menganalisa area yang mengalami subsidence (penurunan tanah) akibat eksplorasi berlebih dan meminimalisir resiko yang diakibatkannya.

Selain itu, teknologi GPS berakurasi tinggi juga diaplikasikan pada alat bor minyak, sehingga tingkat kinerja dan efisiensinya dapat dengan maksimal membantu proses pengeboran dengan lebih tepat di titik tertentu.

Produk Yang Mengandalkan Satelit Navigasi

Perkembangan aplikasi satelit navigasi yang pesat dan meluas tentu saja beriringan dengan kemunculan berbagai produknya yang juga semakin banyak.

Dari sekian banyak produk, ada sejumlah produk populer yang mungkin sebagiannya dekat dengan keseharian Kita.

Apa saja? Berikut daftarnya!

1. Google Maps

aplikasi google maps
Sumber: Unsplash

Siapa sih yang tidak kenal dengan Google Maps? Produk besutan Google ini mampu menyajikan proses pemetaan super canggih yang real time dan akurat. Ini sangat bermanfaat, khususnya bagi Kamu yang sering berkendara ke tempat-tempat baru.

Menariknya, Google Maps mampu mengintegrasikan sistem navigasi satelit dengan pemetaan visual yang menunjang mode street view untuk user-nya.

2. Fleet Management System

GPS fleet management system
Sumber: Unsplash

Produk ini merupakan sistem manajemen dengan fitur yang memudahkan pelaku bisnis transportasi. Dengan penggunaan FMS (Fleet Management System) yang membawa perangkat terhubung dengan satelit navigasi GPS, para fleet manager perusahaan dapat memantau kinerja seluruh armada yang beroperasi.

Selain melacak pergerakan armada, FMS juga umumnya membekali sistemnya dengan fitur pelacakan bahan bakar serta kondisi kesehatan mobil saat bertugas.

3. Vessel Management System

vms kapal
Sumber: Unsplash

Jika FMS berfungsi di darat, maka VMS (vessel monitoring system) merupakan produk sat nav yang membantu memantau pergerakan kapal laut. Untuk memfungsikan VMS, setiap kapal yang akan berlayar harus menempatkan transmitter yang terhubung dengan sistem navigasi satelit dan satelit komunikasi.

4. Automatic Identification System (AIS)

AIS automatic identification system

Mirip seperti VMS, AIS juga memanfaatkan satelit navigasi untuk mendapatkan titik koordinat. Bedanya, data kordinat dari VMS di transmit menggunakan satelit komunikasi, sedang data dari AIS di transmit melalui jaringan radio analog.

Penggunaan teknologi AIS sangat di butuhkan pengusaha industri pelayaran dalam meminimalisir terjadinya kecelakaan serta memperkirakan waktu kapal tiba di pelabuhan.

Selain berguna bagi pengusaha industri pelayaran yang mengoperasikan kapal laut, AIS juga menjadi alat negara untuk memantau lalu lintas dan aktivitas kapal di zona perairannya.

5. Flight Following System

flight following system
Sumber: Unsplash

Darat dan laut menggunakan sistem navigasi, lalu bagaimana dengan udara? Di ruang yang luas ini, ada produk flight following system yang hadir membantu manusia. FFS bekerja memantau pergerakan setiap pesawat serta lalu lintas yang pesawat lalui.

Meskipun kini trafik udara semakin padat, resiko tabrakan atau masalah lain di langit dapat diminimalisir dengan keberadaan sistem navigasi pesawat ini.

6. Ojek Online

ojek online
Sumber: Unsplash

Tukang ojek sedang ada di mana? Berapa menit lagi kira-kira ia akan sampai? Di mana Kamu akan dijemput dan kemana Kamu akan diantarkan? Berbagai fitur tersebut, pasti sudah Kamu rasakan di aplikasi seperti Gojek dan Grab.

Perlu Kita ketahui bersama, fitur-fitur tersebut merupakan bagian pengembangan dari teknologi GPS. Segala kepraktisan yang sat nav hadirkan membuat masyarakat sangat menikmati menggunakan ojek online.

7. Game AR (Augmented Reality)

augmented reality
Sumber: Unsplash

Beberapa game yang populer juga memanfaatkan teknologi navigasi satelit untuk menghadirkan gameplay yang lebih menarik. Misalnya, dalam game Pokemon yang menggunakan augmented reality dalam permainannya.

Pergerakan player dalam game bersesuaian dengan pergerakannya di dunia nyata menjadi daya tarik yang memancing jutaan orang memainkannya.

Masa Depan Satelit Navigasi

masa depan satelit komunikasi

Sebagaimana teknologi pada umumnya, sistem navigasi satelit juga berkembang dengan sangat cepat. Meski baru beroperasi pada tahun 1970-an, namun kini aplikasinya benar-benar meluas. Mayoritas manusia memanfaatkannya.

Laporan Stock Apps pada Juli 2021, tercatat ada 5,3 miliar pengguna ponsel pintar (smartphone) di dunia (67% dari total populasi). Faktanya, hampir semua ponsel modern kini menyematkan fitur GPS atau PNT lain di dalamnya. Jadi, dapat Kamu bayangkan betapa luas penggunaan sistem navigasi satelit ini.

Lalu, bagaimana di masa depan? Apakah perkembangannya akan terus meningkat?

  • Kebutuhan berkendara dengan bantuan GPS semakin meningkat. Namun kini umumnya fungsi GPS ini pengendara dapatkan dari ponsel atau perangkat tambahan. Ke depan, pabrikan kendaraan seperti mobil akan lebih banyak menyematkan fitur GPS mobil dalam dashboard-nya. Saat ini, fitur semacam ini baru ada di sejumlah mobil mewah, namun di masa depan, ini bisa menjadi tren pada mobil secara umum.
  • Satelit GPS akan semakin canggih karena Departemen Pertahanan AS kini dalam perjalanan menyempurnakan satelit GPS seri III. Satelit pertama telah meluncur pada tahun 2018 dan semua satelit yang menunjangnya akan sempurna meluncur pada tahun 2025. GPS masa depan menjanjikan akurasi posisi lebih baik, lebih tahan jamming, dan andal baik indoor maupun outdoor.
  • China dengan program GNSS-nya yang bernama Beidou, mungkin akan menjadi pesaing serius GPS di masa depan. Meski baru memulai proyeknya pada tahun 2000, Beidou telah berkembang pesat. Pada tahun 2021 saja, China menghabiskan 469 miliar yuan (Sekitar 1000 triliun) untuk produksi dalam industri navigasi satelitnya. Beidou juga memiliki target untuk menyajikan layanan komersialnya hingga ke luar wilayah Asia.
  • Persaingan antar negara pengembang GNSS yang semakin sengit, pastinya akan mempercepat perkembangan teknologi sat nav yang lebih baik. Ini adalah hal yang biasa dalam persaingan industri manapun. Sebagai pengguna, kita akan menyaksikan fitur-fitur terbaru dari sistem navigasi satelit.

Namun yang hal penting jadi catatan, dengan semakin banyaknya satelit yang meluncur, akan semakin banyak potensi sampah luar angkasa di masa depan.  Dampak satelit navigasi ini memicu efek lingkungan yang perlu umat manusia perhatikan.

Contoh Satelit Navigasi dari Berbagai Negara

Tahukah kamu bahwa sampai saat ini sudah ada ratusan satelit navigasi yang diluncurkan ke luar angkasa dari bumi oleh umat manusia. Kami telah mendapatkan beberapa negara yang telah meluncurkan satelit navigasi ke luar angkasa, apa saja? Mari simak pembahasannya di bawah ini:

1. GLONASS oleh Russia

Rusia meluncurkan sistem satelit navigasi pertama mereka di tahun 1982. Nama satelitnya adalah GLONASS, yang merupakan akronim dari “Global’naya Navigastionnaya Sputnikovaya Sistema”, bisa di artikan juga dengan global navigation satellite system.

Satelit ini menyediakan sistem navigasi radio sipil yang telah digunakan oleh departemen pertahanan Aerospace Russia. Satelit ini telah dioperasikan dari tahun 1982 dan tersedia untuk internasional di tahun 1995 dan totalnya saat ini sudah memiliki 24 satelit.

Frekuensi yang dipancarkan oleh GLONASS meliputi L1 (1598,0625-1605,375 MHz), L2 (1242.9375-1248.625 MHz), dan L3 (1202,025 MHz)

2. GPS Oleh Amerika Serikat

Mungkin ini adalah satelit navigasi yang paling familiar di telinga kamu. Satelit GPS pertama kali diluncurkan pada tahun 1978 oleh departemen pertahanan Amerika Serikat dan sudah bisa digunakan secara global di tahun 1994. GPS adalah sistem satelit navigasi yang paling besar dan paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Tidak hanya sebagai sistem terbesar dan paling banyak digunakan, GPS merupakan sistem satelit navigasi yang paling tua dan mempelopori teknologi pemetaan digital.

Sampai saat ini, satelit navigasi telah banyak membantu manusia dalam mengembangkan beragam teknologi, dari mulai teknologi peta digital sampai dengan teknologi kapal ulang alik yang telah berhasil membawa manusia ke bulan.

Satelit GPS sampai saat ini telah memiliki 31 satelit yang mengorbit di orbit MEO di ketinggian 20.200 kilometer dari bumi dengan dukungan frekuensi L1 (1575,42 MHz), L2 (1227,60 MHz) dan L5 (1176,45).

3. QZSS Milik Negeri Sakura Jepang

Berikutnya adalah sistem satelit bernama QZSS (Quasi-Zenith Satellite System) yang diluncurkan oleh Jepang. QZSS pertama kali diluncurkan di tahun 2010 dengan nama “Michibiki”. Sistem ini tidak menyediakan cakupan global, QZSS memiliki cakupan regional Asia-Oceania antara Jepang dan juga Australia.

Sampai saat ini, sistem satelit milik Jepang ini hanya memiliki empat satelit yang telah mengorbit. Rencananya, Jepang akan menambah tiga satelit lagi dalam beberapa tahun mendatang.

QZSS memiliki 2 jenis orbit, 3 satelit berada orbit HEO dan 1 satelit berada di orbit GEO. QZSS memancarkan frekuensi yang sama seperti GPS L1 (1575,42 MHz), L2 (1227,60 MHz), L5 (1176,45), serta L6 (1278,75 MHz).

4. BeiDou Milik China

BeiDou dikembangkan oleh China, pertama kali diluncurkan pada tahun 31 Oktober 2000. Saat ini, China berhasil mendaratkan 35 sistem satelit BeiDou dan diupgrade menjadi sistem BeiDou 3.0.

Sistem milik China ini bisa diakses secara global di tahun 2018 bulan desember. Di tahun 2020 tanggal 23 Juni, sistem BeiDou 3.0 melengkapi konstelasinya dengan meluncurkan satelit terakhir. Akurasi sistem BeiDou dapat mencapai 3,6 meter untuk kawasan global dan 2,6 meter untuk kawasan Asia Pasifik.

Satelit BeiDou saat ini mengirimkan banyak sinyal, termasuk B1I (1561,098 MHz), B1C (1575,42 MHz), B2a (1175,42 MHz), B2I dan B2b (1207,14 MHz) dan B3I (1268,52 MHz).

5. Uni Eropa Meluncurkan Galileo

Pada Maret tahun 2002, Uni Eropa bekerja sama dengan European Space Agency untuk membuat GPS mereka sendiri. Singkatan dari GPS nya Uni Eropa adalah Galileo Positioning System. Satelit ini diluncurkan pertama kali pada tahun 2011, dan mampu beroperasi secara penuh di tanggal 15 Desember 2016.

Biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit yaitu sekitar 10 miliar euro. Sistem ini terdiri dari 30 MEO satelit yang dirancang untuk diintegrasikan dengan sistem GPS. Dengan begitu pengguna bisa menggabungkan sinyal yang diterima dengan sistem GPS yang bisa meningkatkan akurasi, kecepatan dan ketersediaan sinyal layanan sistem navigasi satelit.

Satelit ini mentransmisikan sepanjang spektrum L-Band, melabeli frekuensinya E1 (1575,42 MHz), E5 (1191,795 MHz), E5a (1176,45 MHz), E5b (1207,14 MHz) dan E6 (1278,75 MHz).

6. NavlC Milik India

Berikutnya ada Navigation with Indian Constellation (NavIC), yang merupakan sistem navigasi satelit yang memanfaatkan konstelasi satelit yang dimiliki India. India telah berhasil meluncurkan banyak satelit sebagai salah satu projek luar angkasa mereka.

Setidaknya ada 7 satelit navigasi India, konstelasi satelit ini beroperasi secara statis untuk daera sub kontinen India dan juga sekitarnya, terutama dalam memberikan akurasi posisi yang akurat sampai dengan 7,6 meter yang bisa mencangkup lebih dari 1.500 km2 di setiap satelit navigasi dalam konstelasinya.

Sistem ini juga digunakan untuk beragam kepentingan pemerintah sampai dengan militer India. Jadi tidak hanya digunakan untuk kepentingan publik saja.

Sinyal NavIC ditransmisikan pada frekuensi GPS L5 (1176,45 MHz) serta sepanjang S-Band (2492,028 MHz)

Infografis dan Kesimpulan

Infografis satelit navigasi

Bagaimana, sudah lebih paham mengenai teknologi navigasi satelit? Sebelum meninggalkan artikel ini, Kamu mungkin perlu mencatat beberapa poin penting yang menjadi kesimpulan dari pembahasan kami:

  • Satelit navigasi bekerja sebagai sebuah sistem untuk menghasilkan fungsi positioning, navigation, and timing kepada umat manusia di Bumi.
  • Sejumlah konsep dan teori memiliki hubungan dalam penciptaan sistem navigasi satelit, seperti teori efek doppler, relativitas einstein, serta metode trilaterasi/triangulaterasi.
  • Amerika Serikat menjadi pelopor dalam teknologi sat nav, dengan program Navstar yang menjadi dasar bagi pengembangan proyek-proyek selanjutnya.
  • Sat nav pada mulanya hadir untuk kepentingan teknologi militer, namun setelah aksesnya dibuka, pemanfaatannya meluas dengan sangat cepat.
  • Produk aplikasi dengan dukungan sat nav cukup banyak dan sebagiannya dekat dengan kehidupan sehari-hari.
  • GPS memang menjadi yang dominan dalam industri satnav. Namun, para pesaingnya sebetulnya tidak diam dan berusaha menjadi pesaing serius.

Kita berharap, di masa depan Indonesia juga punya andil dalam industri satnav. FYI, sejauh ini Indonesia baru punya stasiun GNSS bernama InaCORS Badan Informasi Geospasial (BIG) yang fungsinya menangkap sinyal dari satelit-satelit GNSS milik negara lain. Jadi, kalau Kamu bertanya tentang satelit navigasi Indonesia, maka jawabannya belum punya.

Demikianlah penjelasan yang bisa kami bagi seputar satelit navigasi. Kami yakin, Kamu masih haus dengan ilmu. Jika saat ini Kamu masih mau menyediakan waktu untuk membaca, kami punya sejumlah artikel lain dengan topik satelit yang siap menambah wawasan Kamu semua.

Baca Juga!

Leave a Comment

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru