Proses Terjadinya Getaran Perut Bumi dan Jenis Gempa Bumi

Proses Terjadinya Getaran Perut Bumi

Getaran perut bumi atau yang biasa disebut sebagai gempa bumi merupakan suatu bencana alam yang bisa terjadi dimana saja termasuk di Indonesia. Proses terjadinya getaran perut bumi atau gempa bumi bagaimana?

Bumi bisa mengalami getaran atau gerakan sampai dengan menyebabkan gempa disebabkan berbagai macam faktor. Faktor penyebab tersebut yang juga bisa dikatakan sebagai bagian dari proses terjadinya getaran perut bumi atau gempa bumi. Kali ini kita akan menjelaskan secara lengkap. Jadi, yuk simak informasinya!

Proses Terjadinya Getaran Perut Bumi

Bumi merupakan bagian dari tata surya yang memiliki beberapa lapisan. Lapisan – lapisan tersebut terdiri dari kerak bumi, mantel atau selimut bumi, inti bumi bagian luar dan inti bumi bagian dalam.

Nah, ketika bagian kerak bumi mengalami patahan maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya getaran di perut bumi. Sebagian patahan pada beberapa kasus berubah bentuk karena gaya tektonik yang mengakibatkan bebatuan di kedua sisi patahan pecah hingga mengakibatkan terjadinya gerakan cepat di sepanjang patahan tersebut.

Akibatnya gelombang seismik pun muncul dan mengakibatkan tanah menjadi bergetar sehingga benda – benda di sekitar akan bergoyang ketika tanah mengalami getaran. Getaran yang semakin dahsyat ketika gempa bumi terjadi akan semakin dirasakan jika kamu sedang berada di gedung yang tinggi.

Diluar konsep terjadinya getaran perut bumi secara umum yang sudah kami sampaikan di atas, kamu juga harus tahu bahwa terkadang getaran perut bumi juga terjadi karena faktor penyebab lainnya. Oleh karena itu seringkali disampaikan bahwa gempa bumi dibedakan atas beberapa jenis.

Jenis – Jenis Getaran Perut Bumi Atau Gempa Bumi

Berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi, berikut beberapa jenis gempa bumi :

Gempa Tektonik

Gempa tektonik merupakan konsep gempa bumi yang paling umum terjadi dimana gempa diakibatkan karena pergerakan kerak di dasar bumi yang menghasilkan patahan serta guncangan sehingga bumi terasa bergoyang. Di Indonesia, gempa tektonik yang dahsyat pernah terjadi di Palu pada tahun 2018 silam.

Gempa Vulkanik

Di dalam gunung berapi tersimpan cairan magma yang sangat besar. Ketika gempa vulkanik terjadi cairan magma di dalam perut bumi tersebut bergerak dan mengakibatkan perubahan tekanan pada bebatuan di sekitar magma.

Kemudian terdapat lempeng bumi yang mengalami patahan. Ketika lempeng – lempeng tersebut bergesekan satu sama lain maka gempa bumi terjadi.

Gempa vulkanik sendiri biasanya terjadi pada negara – negara dengan kondisi gunung berapi yang masih aktif. Tentu Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat rentan mengalami gempa vulkanik karena banyaknya jumlah gunung berapi aktif yang ada di negara kita.

Beberapa gunung berapi aktif yang ada di Indonesia seperti :

  • Gunung Merapi
  • Gunung Semeru
  • Gunung Krakatau
  • Gunung Sinabung
  • Gunung Tambora dan sebagainya.

Gempa Bebatuan

Gempa bebatuan merupakan jenis gempa yang proses terjadinya bisa sewaktu – waktu. Proses terjadinya getaran perut bumi yang disebut sebagai gempa batuan terjadi karena aktivitas manusia itu sendiri.

Sejumlah aktivitas manusia yang dapat menimbulkan getaran hingga terasa seperti gempa di antaranya :

  • Proses penambangan
  • Pembuatan terowongan
  • Aktivitas besar di gunung kapur

Akibat dari gempa bebatuan tidak sebesar gempa tektonik atau vulkanik. Orang yang merasakannya juga tidak dalam skala besar. Biasanya ketika gempa bebatuan terjadi, orang dengan radius 100 – 150 meter dari lokasi aktivitas manusia penyebab getaran yang akan merasakannya.

Gempa Ekstraterestial

Gempa ekstraterestial merupakan suatu gempa yang terjadi karena adanya benda langit seperti meteor yang masuk dan membentur atmosfer bumi. Atmosfer bumi menangkal dan berusaha melindungi bumi dari kehancuran akibat meteor sehingga menimbulkan suatu getaran yang akan dirasakan sebagai gempa.

Sementara jenis gempa bumi berdasarkan kedalamannya terdiri atas :

Gempa Bumi Dalam

Disebut gempa bumi dalam jika hiposentrum atau pusat gempa berada pada jarak lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Atau bisa dikatakan bahwa proses terjadinya getaran perut bumi pada gempa bumi dalam terjadi di bagian paling dalam bumi. Umumnya gempa bumi dalam tidak menimbulkan dampak atau resiko yang terlalu berbahaya.

Gempa Bumi Menengah

Gempa bumi menengah terjadi pada hiposentrum di rentang 60 km – 300 km di bawah permukaan bumi. Biasanya gempa bumi menengah menimbulkan kerusakan kecil atau kerusakan bersifat ringan.

Gempa Bumi Dangkal

Gempa bumi dangkal terjadi pada hiposentrum kurang dari 60 km dari permukaan bumi sehingga dampak kerusakannya sangat besar. Akan banyak pepohonan tumbang, retakan hebat pada tanah dan bangunan roboh jika radius gempa bumi termasuk kategori gempa bumi dangkal.

Dampak yang Terjadi Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi tentu saja memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat atau penduduk yang mengalaminya. Gempa bumi dapat mengakibatkan dampak secara fisik pada lingkungan terjadinya gempa sampai dengan dampak sosial.

Dampak fisik akibat gempa bumi di antaranya :

  • Robohnya bangunan – bangunan penduduk
  • Tanah longsor akibat terjadinya guncangan atau getaran hebat dari dalam perut bumi. Utamanya pada daerah dengan kondisi tanah miring seperti di lereng atau dekat gunung akan mudah terjadi longsor sebagai akibat dari gempa bumi.
  • Retaknya permukaan tanah
  • Putusnya jalanan akibat retakan khususnya terjadi pada jenis gempa tektonik
  • Jatuhnya korban jiwa
  • Rusaknya tanggul yang mengakibatkan banjir di kemudian hari
  • Tsunami jika gempa atau getaran terjadi dengan pusatnya di dasar laut, dan masih banyak lagi.

Sementara dampak sosial akibat gempa bumi meliputi :

  • Terjadinya kemiskinan karena penduduk kehilangan harta benda
  • Kelaparan
  • Munculnya berbagai penyakit termasuk kolera dan penyakit kulit lainnya.
  • Gempa bumi yang sampai mengakibatkan tsunami dapat mengakibatkan lumpuhnya sistem ekonomi dan politik.

Jika terjadi gempa bumi, apa yang harus dilakukan?

Cara Menyelamatkan Diri Jika Terjadi Gempa

Ketika terjadi gempa bumi, setiap orang wajib berupaya menyelamatkan diri agar tidak menjadi korban terluka atau pun meninggal. Cara menyelamatkan diri yang bisa dilakukan ketika gempa terjadi sebagai berikut :

Lindungi Dulu Dirimu

Hal pertama yang kamu harus pikirkan adalah bagaimana caranya agar diri kamu mendapatkan keselamatan. Metodenya adalah dengan jatuhkan, tutupi dan bertahan. Artinya jatuhkan tubuh, tutupi kepala dan leher dengan lengan dan bertahan di bawah furniture rumah yang kokoh sampai guncangan berhenti.

Namun, cara ini bisa dilakukan jika guncangan yang dirasakan bukan guncangan hebat. Jika guncangan hebat terjadi, lakukan cara selanjutnya.

Berkumpullah di Tempat Lapang

Ketika terjadi gempa bumi dan ada waktu dimana kamu bisa menyelamatkan diri, langsung bergegaslah untuk lari ke tempat lapang. Artinya tempat yang dimaksud bukan di bawah bangunan karena dikhawatirkan roboh, bukan dibawah gedung atau pohon karena berpotensi roboh melainkan di tempat yang tidak dekat dengan hal apapun.

Misalkan di kebun yang jauh dari pepohonan, di sawah lapang, di taman luas, lapangan, atau tempat lain yang sejenis.

Hindari Tempat Berbahaya

Tempat – tempat berbahaya seperti gedung tinggi, pohon, flyover, underpass, tiang listrik, pohon semua itu merupakan tempat berbahaya yang harus dihindari. Jika kamu berada di gedung tinggi dan ingin turun dari gedung tersebut, hindari menggunakan lift dan selamatkan diri melalui tangga darurat.

Hindari Pantai

Kita tak akan pernah bisa tahu gempa bumi terjadi disebabkan oleh apa. Jika hiposentrumnya berada di bawah laut tentu gempa yang terjadi dapat mengakibatkan terjadinya tsunami. Oleh sebab itu pantai menjadi daerah yang wajib dihindari dalam upaya penyelamatan diri.

Terakhir, amankan barang penting kamu jika masih ada waktu. Seperti barang yang dibutuhkan untuk bekerja misalnya seperti ponsel dan laptop perlu kamu selamatkan. Baru kamu bisa menyelamatkan barang lainnya jika masih ada waktu.

Kesimpulan

Gempa bumi terjadi dikarenakan berbagai macam faktor penyebab. Selain karena faktor alam, gempa bumi juga bisa terjadi karena ulah manusia yang disebut sebagai gempa bebatuan. Oleh sebab itu manusia perlu menjaga alam agar tidak rusak dan mengakibatkan berbagai bencana alam.

Baca Juga!

Leave a Comment

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru