Mengenal Roket, Teknologi Peluncur Satelit ke Ruang Angkasa

roket satelit

Roket luar angkasa bukan sekedar menunjukan kecanggihan, tapi membawa pengaruh besar bagi kelangsungan hidup manusia di era modern.

Kalau kamu menyimpan ketakjuban tentang banyaknya benda-benda rekayasa manusia yang bertebaran di angkasa, maka jangan lupa takjub juga pada roket.

Berkat perangkat canggih bernama roket, manusia dapat membawa apa yang mereka inginkan jauh dari permukaan bumi.

Salah satu benda penting yang sudah banyak sampai ke ruang angkasa dan memberikan manfaatnya untuk manusia adalah satelit. Ribuan satelit yang kini sudah beredar di angkasa, memberikan aneka fungsi yang membuat hidup manusia menjadi lebih mudah.

Dalam artikel ini, kami ingin mengajak kamu untuk membahas secara khusus tentang roket satelit, meliputi:

  • Hubungan roket dan satelit
  • Prinsip kerja roket
  • Cara kerja roket untuk mencapai ruang angkasa
  • Sejarah roket sebagai peluncur satelit
  • FAQ seputar roket satelit

Roket Satelit

Roket adalah ‘pesawat ruang angkasa berbentuk tabung yang didorong oleh aliran gas keluar di belakangnya ketika bahan bakar dibakar di dalamnya’.

Sebenarnya, roket memiliki fungsi beragam. Namun di era modern, fungsi roket yang paling krusial adalah kendaraan peluncur satelit.

Satelit sendiri merupakan perangkat buatan yang manusia ciptakan untuk mengorbit di bumi.

Roket luar angkasa

Perbedaan roket dan satelit: roket fungsinya alat luncur, sedangkan satelit benda yang diluncurkan roket untuk berada di luar angkasa dalam waktu lebih lama.

Di zaman modern ini, tak kebutuhan manusia terhadap satelit semakin tinggi.

Dengan menerbangkan dan mengorbitkan satelit di angkasa, urusan manusia seputar komunikasi, navigasi, observasi bumi, dan lainnya jadi semakin mudah.

Tak heran jika dalam rentang Juli hingga Desember 2021 saja, ada 76 satelit baru yang manusia luncurkan.

Faktanya, roket sejauh ini menjadi kendaraan satu-satunya yang manusia gunakan untuk menerbangkan satelit.

Meskipun catatan mengenai gagalnya roket mengantarkan satelit mencapai orbit itu masih ada, tapi angkanya minor. Misalnya, dari 135 satelit yang coba manusia luncurkan pada 2021, hanya 11 yang gagal mengorbit.

Makanya, sejauh ini teknologi pada roket masih menjadi andalan utama manusia. Keandalan ini juga sebenarnya bukan tanpa sebab. Faktanya, teknologi pada roket menganut prinsip dan cara kerja yang mendukung manusia meluncurkan satelit ke ruang angkasa.

Prinsip Kerja Roket

Hal penting untuk memahami bagaimana cara roket meluncur adalah memahami prinsip kerjanya. Roket bekerja dengan mengacu pada prinsip yang terkandung dalam Hukum Newton Ketiga, yang ditemukan oleh Sir Isaac Newton.

Isi hukum yang hidup pada abad ke-17 tersebut kira-kira seperti ini:

“Setiap kali suatu benda memberikan gaya pada benda lain, benda kedua memberikan gaya yang sama besar dan berlawanan arah pada benda pertama.”

Dengan kata lain, ketika suatu benda memberikan aksi pada benda lain, maka benda lain akan memberikan reaksi. Semakin tinggi aksinya, semakin tinggi pula reaksinya.

Dalam kasus roket, roket memberikan aksi berupa tekanan terhadap tanah untuk mendapat reaksi balik dari tanah berupa dorongan untuk meluncur ke angkasa. Untuk dapat mengangkasa dengan tinggi, roket perlu memberikan aksi sebanyak mungkin.

Mengacu pada prinsip Hukum Newton 3 roket, para ilmuwan kemudian berpikir untuk membuat roket yang semakin canggih dari waktu ke waktu.

prinsip kerja roket

Cara Kerja Roket Pembawa Satelit

Dari pemahaman terhadap Hukum Newton Ketiga tersebut, para ilmuwan di abad ke-20 melakukan berbagai riset dan bekerja untuk membangun roket yang mampu menembus angkasa. Terutama, untuk meluncurkan satelit.

Untuk dapat mencapai misinya, umumnya roket manusia ciptakan dengan tiga komponen utama:

  • Mesin
  • Pengendali/ruang kontrol.
  • Pembawa muatan, misalnya satelit.

Lalu, bagaimana cara kerjanya? Dalam situs resminya, NASA sebagai lembaga antariksa Amerika Serikat mendeskripsikan cara kerja roket yang mereka lancarkan secara sederhana dengan proses berikut:

  • Roket bekerja dengan memberikan tekanan (aksi) dengan mengeluarkan nyala api, gas panas, serta asap dari knalpot (exhaust) roket.
  • Tekanan yang roket hasilkan tak lepas dari pengaruh propelan. Propelan adalah bahan bakar yang dapat menghasilkan gas panas dan daya dorong dalam kecepatan tinggi. Ketika tanah mendapatkan aksi dari apa yang roket keluarkan, maka tanah memberi reaksi untuk mendorong roket meluncur.
  • Untuk dapat terbang dengan jarak yang jauh dari bumi, roket membutuhkan propelan dalam jumlah banyak. NASA sendiri biasanya menaruh berton-ton propelan dalam roket yang mereka terbangkan. Semakin banyak propelan, semakin mungkin roket mengangkasa lebih jauh dari bumi.
  • Roket biasanya dipersiapkan untuk dapat mencapai ketinggian tertentu dari permukaan bumi. Pada jarak yang sudah manusia perkirakan, roket kemudian meluncurkan satelit yang dibawanya.
  • Untuk bisa tetap melakukan proses pembakaran di luar angkasa, roket menggunakan sistem pembakaran internal. Jadi, meskipun di luar angkasa tak ada oksigen, mesin roket tetap bisa bekerja pada batas tertentu.
  • Saat satelit lepas dari roket, roket memberi momentum (energi) untuk meluncurkan satelit sehingga dapat beredar pada orbit yang manusia rencanakan.
cara kerja roket

Kalau kamu memahami cara kerjanya, mungkin terdengar sederhana. Namun, faktanya tidak sesederhana itu.

Ada berbagai faktor tak terduga yang mungkin roket hadapi sehingga gagal meluncurkan satelit yang mereka bawa. Baik faktor internal dalam roket yang sudah manusia buat, maupun faktor alam yang tak terkira.

Inilah yang menyebabkan kamu mungkin sering mendengar berita-berita seputar roket gagal luncur.

Sejarah Roket Antariksa Pembawa Satelit

Meskipun Sir Isaac Newton adalah orang yang mematenkan hukum aksi-reaksi, pada faktanya konsep ini sudah manusia pahami berabad-abad sebelumnya.

Laporan tentang penggunaan roket pertama yang dianggap valid adalah roket milik pasukan Cina yang digunakan sebagai senjata melawan Mongol.

Adapun roket yang manusia gunakan pertama kali untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa adalah roket Sputnik. 

Roket buatan Uni Soviet ini meluncurkan satelit pertama yang bernama Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957. Fungsi Sputnik 1 saat itu adalah satelit penjelajah, yang mampu membantu menggambarkan kondisi ruang angkasa secara lebih real.

Orang yang merancang roket ini bernama Sergey Korolyov. Roket yang ia ciptakan berhasil mengantarkan Sputnik 1 ke orbit LEO (Low Earth Orbit).

Tak lama setelah Uni Soviet sukses menjalankan misi ruang angkasanya, Amerika Serikat bereaksi dengan melakukan pengiriman roket tandingan.

Juno 1 adalah nama roket pertama AS yang sampai ke luar angkasa dengan membawa satelit Explorer 1 pada 31 Januari 1958.

Selanjutnya, Uni Soviet dan AS secara bergantian unjuk kemampuan meluncurkan roket. Baik yang berisi satelit, maupun yang memiliki awak makhluk hidup, termasuk manusia.

Fase perlombaan antariksa ini tercatat dalam sejarah dengan nama Space Race. Kedua negara tersebut berlomba menjadi yang terbaik dalam misi luar angkasa.

space race

Fakta Menarik: Space Race yang Amerika Serikat dan Uni Soviet lakukan berakhir tanpa pemenang. Bahkan, kedua negara melakukan kooperasi (kerjasama) melalui sebuah proyek pada Juli 1975.

Contoh dan Gambar Roket Luar Angkasa

Kamu mungkin penasaran dengan berbagai gambar asli roket yang pernah meluncur dan memiliki pengaruh dalam khazanah perkembangan roket. Kami punya sejumlah contoh roket sekaligus gambarnya yang dapat memenuhi rasa penasaran Kamu.

1. Roket Sputnik

Roket Sputnik
Sumber – Universe Today

Roket pertama di dunia ini sebenarnya merupakan modifikasi dari misil balistik antar benua milik Uni Soviet yang bernama R-7 ICBM. Berkat modifikasi, misil ini berhasil mengantarkan satelit pertama buatan manusia untuk mengorbit di luar angkasa.

2. Roket Juno 1

Inilah gambar Juno 1, roket pertama yang AS buat untuk mengantarkan satelit Explorer 1 pada Januari 1958. Menariknya, proses pembuatan dan peluncurannya terjadi sebelum NASA berdiri.

3. Roket Pioneer 1

Roket Pioneer 1
Sumber – NASA

Tak lama setelah berdiri pada Juli 1958, NASA meluncurkan roket pertamanya yang bernama Pioneer 1. Keberhasilan proyek ini, menjadi permulaan bagi berbagai kesuksesan proyek selanjutnya.

4. Roket Delta 2941

Roket Delta 2941
Sumber – Sky Brokers

Tahukah Kamu, Palapa sebagai satelit pertama Indonesia, ternyata meluncur dengan roket buatan Amerika Serikat bernama Delta 2941. Bahkan, peluncuran roket satelit Indonesia ini juga dilakukan di Cape Kennedy, Florida, Amerika Serikat.

5. Roket North American X-15

Roket North American X-15
Sumber – CNN

Sejauh ini, X-15 yang meluncur pada tahun 1967 masih tercatat sebagai roket dengan kecepatan tertinggi di dunia. Teknologi yang ada dalam roket ini membuatnya mampu menembus luar angkasa dengan kecepatan 7.274 kilometer per-jam. Kebayang cepatnya, kan?

6. Roket Starship

Roket Starship
Sumber – Space

Roket apa yang memiliki ukuran paling besar dan tinggi di dunia? Roket SpaceX bernama Starship adalah jawabannya. Dengan ketinggian 400 kaki, roket tersebut rencananya akan meluncur pada tahun 2022 ini. Elon Musk sebagai orang nomor satu di SpaceX tentu punya andil dalam proyek Starship.

7. Roket Long March 5B

Roket Long March 5B
Sumber – The Star

Misi ruang angkasa tak melulu berhasil. Pada 2021, roket China ini jatuh di Samudera Hindia, meski sebenarnya ia sudah mampu meluncur melewati atmosfer bumi. Saat sampai ke Bumi, roket meledak ini bentuknya tinggal puing-puing, tak lagi utuh.

8. Roket Proton Rusia

Roket Proton Rusia
Sumber- Anadolu

Rusia juga pernah mengalami sejumlah kerugian dalam proyek roketnya. Proton, roket yang membawa satelit komunikasi bernama AM-4 miliki Rusia sejatinya sudah mencapai jalur orbit. Namun, tanpa diduga roket hilang dan keluar jalurnya, sehingga tak dapat terlacak keberadaannya.

F.A.Q Roket

Beberapa pertanyaan seputar roket berikut ini mungkin juga menjadi pertanyaan Kamu semua. Jadi, kami coba bantu menjawabnya.

1. Apa perbedaan roket dan rudal?

Secara fisik, roket dan rudal umumnya sama, berbentuk tabung dan berujung lancip. Prinsip Dan cara kerjanya juga tidak berbeda.

Bedanya, rudal dilengkapi dengan hulu ledak sekaligus sistem pengendali. Faktanya, penamaan rudal sendiri merupakan akronim dari ‘peluru kendali’.

2. Apakah Indonesia sudah bisa membuat roket?

Ya, sudah. Roket pertama yang Indonesia luncurkan bernama Gama-1, yang meluncur pada 24 Agustus 1963. Roket ini merupakan hasil karya mahasiswa teknik UGM. Selanjutnya, Indonesia juga berkali-kali meluncurkan roket setelah membentuk LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)

Hanya saja, sepanjang sejarah, Indonesia belum mampu membuat roket besar yang mampu memuat satelit untuk mengorbit sendiri. Maka, sejumlah satelit yang Indonesia miliki masih diluncurkan dengan bantuan roket dari lembaga antariksa luar negeri.

3. Apakah roket sekali pakai?

Pada mulanya, teknologi roket hanya mampu manusia gunakan sekali pakai. Namun dalam perkembangannya, muncul roket yang penggunaannya bisa berulang-ulang.

Salah satu yang populer adalah roket Falcon 9 milik SpaceX yang kabarnya dapat 10x manusia gunakan. Satelit Telkom-4 milik Indonesia yang meluncur pada 2018 juga menggunakan bantuan Falcon 9 untuk sampai ke luar angkasa.

4. Siapakah yang mengendarai roket?

Orang yang mengendarai roket memiliki sebutan antariksawan. Hanya saja, sebagian besar roket meluncur tanpa awak (manusia) di dalamnya.

Infografis Roket

Infografis roket luar angkasa

Akhir kata, meski kita pantas takjub dengan perkembangan teknologi roket, kita harus mengakui bahwa Indonesia masih tertinggal dalam bidang ini. Berbagai roket yang sudah dibuat, umumnya hanya untuk kepentingan eksperimen dan belum mampu membawa satelit sendiri.

Namun, mudah-mudahan informasi mengenai roket untuk kepentingan satelit ini dapat menjadi trigger bagi Kamu yang bercita-cita membuat roket tercanggih!

Baca Juga!

Leave a Comment

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru