Mengapa Pesawat Mengalami Turbulensi dan Apa Penyebabnya?

Mengapa Pesawat Mengalami Turbulensi

Ketika sedang berada di dalam pesawat ada kalanya pesawat mengalami guncangan, dikenal dengan turbulensi, dan kadang menjadi hal yang menyeramkan. Lantas mengapa pesawat mengalami turbulensi dan apa saja tingkatan dalam turbulensi tersebut? Berikut pembahasannya.

Apa Itu Turbulensi?

Turbulensi dapat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang sering terjadi dalam waktu singkat berskala kecil dan terjadi secara acak. Dengan kata lain, ketika kecepatan aliran udara dan atau arah pergerakannya berubah dengan cepat, maka pada saat itu dapat dikatakan telah terjadi turbulensi udara (Wagtendonk, 2003).

Saat pesawat terbang melewati aliran udara yang seperti itu akan membuat pesawat jadi mengalami turbulensi. Fenomena Turbulensi inilah yang seringkali menjadi hal yang menyeramkan oleh penumpang ketika mereka melakukan perjalanan udara menggunakan pesawat terbang.

Saat penumpang mengalami guncangan ketika berada di ruang tertutup (pesawat) tanpa bisa menghindar dan tidak memahami apa yang tengah terjadi, tentu fenomena turbulensi bisa jadi cukup menakutkan dan bisa menimbulkan tekanan stress mental yang tinggi pada para penumpang.

Seperti yang Kamu Tahu kalau Perjalanan pesawat udara jelas terbang melewati aliran udara. Kebanyakan dari perjalanan udara umumnya tidak terdapat masalah besar dan relatif lancar – lancar saja.

Tetapi ada kalanya udara yang tenang bisa berubah menjadi sangat parah macam ombak yang menerjang sebuah kapal di lautan yang mana pesawat bisa naik, turun dan bergoyang selama beberapa saat ketika tengah berada di tengah awan.

Udara bisa bergerak memanjang macam sungai yang dikenal dengan istilah Jet Stream. Jet stream ini adalah alur pada arus utama yang mengalir dengan horizontal pada kecepatan tinggi (100 km/jam).

Jet stream bisa muncul karena fenomena alam dengan adanya pertemuan udara panas dengan udara dingin. Jet stream terdapat pada sepanjang lapisan atas atmosfer dan bisa mencapai panjang ribuan kilometer dan lebar ratusan kilometer, tetapi Cuma mempunyai tebal beberapa kilometer. Arus tersebut umumnya terdapat di antara enam sampai sepuluh kilometer diatas permukaan laut.

Tergantung arah perjalanan pesawat, pilot umumnya akan memilih agar menghindari (into a headwind) atau mengikuti (into a tailwind) jet stream demi mengurangi pengeluaran bahan bakar.

Hal itu disebabkan karena dengan mengikuti jet stream (into a tailwind) ini maka pesawat akan bisa terbang lebih cepat dan sebaliknya bisa menghambat kecepatan pesawat (into a headwind).

Penyebab Turbulensi saat Terbang

Penyebab Turbulensi saat Terbang

Perkembangan teknologi penerbangan pesawat terbang tidak akan pernah bisa menghindari yang namanya turbulensi. Ada beberapa hal yang bisa menjadi Penyebab mengapa pesawat mengalami turbulensi saat terbang, berikut beberapa penyebabnya:

1. Turbulensi Mekanik

Turbulensi Mekanik ini terjadi disebabkan oleh gesekan antara udara dengan tanah, apalagi pada medan yang tidak teratur serta rintangan buatan manusia. Medan ini bisa menimbulkan pusaran dan membuat turbulensi di tingkat yang lebih rendah.

Tidak cuma itu saja, gelombang gunung juga juga bisa membuat turbulensi. Gelombang gunung merupakan sebuah pusaran turbulen yang diketahui melawan arah angin dari punggung gunung. Kondisi itu bisa menimbulkan beberapa turbulensi paling parah yang bisa berefek pada agen mekanis.

2. Turbulensi Termal (Konvektif)

Turbulensi termal biasa muncul ketika masa – masa musim panas yang hangat saat matahari menyinari permukaan bumi dengan tidak merata.

Beberapa permukaan tanah, macam tanah tandus, daerah bebatuan dan berpasir, bisa memanas dengan lebih cepat dibandingkan permukaan yang tertutup rumput dan jauh lebih cepat dibandingkan air.

Karena itu, arus konvektif terisolasi bergerak dengan naiknya udara hangat dan turunnya udara yang lebih dingin, yang bisa menjadi penyebab dari kondisi bergelombang ketika pesawat terbang masuk dan keluar darinya.

Turbulensi termal bisa meluas dan memanjang dari permukaan sampai puncak awan bila terdapat jenis awan kumulus atau cumulonimbus yang menjulang tinggi.

3. Turbulensi Frontal

Naiknya udara hangat oleh permukaan frontal yang miring dan gesekan pada dua massa udara yang berlawanan akan menimbulkan turbulensi pada zona frontal.

Turbulensi frontal paling sering muncul saat udara hangat lembab serta tidak stabil, turbulensi frontal bisa menjadi berbahaya dan parah bila terdapat badai petir.

4. Geseran Angin

Geseran Angin yang dalam Bahasa inggrisnya disebut Wind shear merupakan sebuah perubahan arah angin dan/atau kecepatan angin dalam jarak horizontal atau vertikal tertentu.

Tingkatan pada Turbulensi

Tingkatan pada Turbulensi

1. Tingkat 1 / Light turbulence

 Light turbulence (Turbulensi tingkat 1) ini apabila diibaratkan seperti ketika mengemudi di jalan yang bergelombang, kecil dan relatif masih aman dan tidak berbahaya.

Dalam light turbulensi ketinggian pesawat mungkin bisa bergeser beberapa feet / kaki. Light turbulensi dijabarkan dengan terdapat penyimpangan ketinggian sekitar 1 sampai 2 feet (1 meter) dan bisa membuat baku minuman bergetar.

2. Moderate turbulence / Turbulensi tingkat 2

Moderate turbulence (Turbulensi tingkat 2) umumnya terjadi sekitar 10 hingga 15 menit, tetapi bisa juga mencapai beberapa jam dengan kejadiannya putus nyambung (on off).

Pada turbulensi tingkat 2 umumnya akan menyebabkan penumpang jadi merasa tidak tenang serta bisa membuat minuman tumpah. Dalam turbulensi tingkat 2 ini para kru pesawat akan meminta penumpang agar menggunakan sabuk pengaman (seat belt lamp alert menyala).  Dalam kondisi ini penumpang diharuskan untuk duduk di kursi dan tidak berdiri atau ke kamar mandi.

Pada turbulensi moderate ini ketinggian pesawat bisa menyimpang dari 10 hingga 20 feet (3 – 6 meter). apabila turbulensi ini berlanjut maka pilot umumnya akan merubah ketinggian agar terhindar dari turbulensi tersebut.

3. Severe turbulence (Turbulensi tingkat 3)

Severe turbulence (Turbulensi tingkat 3) ini bisa menimbulkan ketidaknyaman yang tinggi dikarenakan guncangan yang cukup keras walaupun tetap tidak berbahaya.

Ketika sedang terjadi Severe turbulence, benda – benda dalam pesawat yang tidak terikat bisa terlempar termasuk manusia (bila tidak menggunakan seat belt). dalam turbulensi ini ketinggian pesawat bisa menyimpang sampai 100 feet (30 meter).

4. Extreme turbulence (Turbulensi tingkat 4)

Extreme turbulence (Turbulensi tingkat 4) sangat jarang terjadi dan juga paling berbahaya karena turbulensi tingkat 4 sangat susah dikendalikan dan efek turbulensi ini sangat keras,

Efek turbulensi terhadap penumpang bisa sampai mengangkat penumpang atau barang ke langit – langit dan membantingnya dengan keras kembali ke lantai.  Karena itulah turbulensi tingkat 4 ini bisa membuat dan menyebabkan cedera yang serius.

Itulah pembahasan mengenai Mengapa pesawat mengalami turbulensi dan juga penyebab serta tingkatan – tingkatan nya. Turbulensi ini pada dasarnya merupakan fenomena yang sering terjadi di dunia penerbangan dan apabila terjadi pada Kamu maka cukup ikuti arahan dari kru pesawat.

Baca Juga!

Leave a Comment

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru