Kalau bicara tentang cara pembuatan biogas, kita juga tak akan lupa membahas tentang biodigester. Lantas, apa yang dimaksud dengan biodigester dan cara pembuatannya bagaimana?
Biodigester merupakan suatu alat kedap udara yang digunakan untuk mengubah limbah organik menjadi biogas. Atau dengan kata lain biodigester merupakan suatu alat pembangkit biogas.
Biodigester bisa dibuat sendiri. Namun cara pembuatannya memang perlu pemahaman khusus jadi pembuatan biodigester bukan hal yang mudah. Selengkapnya tentang biodigester dan cara pembuatannya bisa kamu simak dalam ulasan berikut ini!
Biodigester dan Cara Pembuatannya
Bisa dibilang membuat biodigester gampang – gampang susah. Bisa jadi gampang karena konstruksi biodigester sebenarnya sangat sederhana. Namun bisa jadi susah karena tidak semua konstruksi biodigester dapat menghasilkan biogas sesuai yang diinginkan.
Namun tak perlu khawatir, hal yang perlu benar – benar diperhatikan dalam pembuatan biodigester adalah perencanaan yang matang. Dengan perencanaan yang matang, kamu berpotensi menghasilkan biogas yang sesuai keinginan.
Dalam pembuatan biodigester, ada beberapa hal penting juga yang wajib dipertimbangkan di antaranya:
Lingkungan abiotis
Lingkungan abiotis maksudnya adalah lingkungan tanpa kontak langsung dengan oksigen. Jadi biodigester harus benar – benar dijaga agar berada di lingkungan yang tidak memberikan kontak langsung dengan O2 atau oksigen.
Hal ini penting diperhatikan karena gas O2 atau oksigen yang memasuki biodigester dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi gas methana. Hal tersebut terjadi lantaran bakteri di dalamnya yang berkembang pada kondisi yang tidak sepenuhnya anaerob sehingga tidak akan maksimal.
Temperatur atau suhu
Pembuatan biodigester harus memperhatikan suhu dan memastikan untuk memberikan suhu yang disenangi bakteri. Secara umum, ada tiga rentang temperatur atau suhu yang disenangi oleh bakteri yaitu:
- Psicrophilic: suhu 4 – 20 derajad celcius. Suhu ini biasanya menjadi suhu biodigester terbaik untuk negara beriklim dingin atau sub tropis.
- Mesophilic: suhu 20 – 40 derajad celcius. Suhu yang cocok untuk negara tropis termasuk di Indonesia dan tidak butuh pemanas.
- Thermophilic: suhu 40 – 60 derajad celcius. Biasanya suhu ini hanya digunakan untuk mendigestikan material, bukan untuk menghasilkan biogas.
Derajad keasaman (pH)
Bakteri dapat berkembang dengan baik dalam kondisi agak asam atau pada pH antara 6,6 – 7,0. Jadi agar bakteri bisa berkembang dengan baik, pH habitat bakteri tidak boleh dibawah 6,6. Oleh sebab itu, jika ingin operasional biodigester sukses maka kamu harus mengupayakan menjaga derajad keasamannya sesuai.
Rasio C/N bahan isian
Untuk keperluan proses digesti, syarat ideal yang harus disiapkan adalah C/N = 25 – 30. Oleh karenanya dalam proses digesti perlu memastikan agar bahan yang mengandung unsur karbon (C) misalkan jerami atau bahan yang mengandung unsur Nitrogen (N) misalkan urea harus mencapai rasio 25 – 30 tersebut.
Kebutuhan nutrisi harus sesuai
Dalam proses digesti, kamu perlu tahu bahwa kekurangan satu nutrisi atau bahan logam dapat memperkecil proses produksi methana. Oleh karena itu pastikan dalam proses digesti kebutuhan nutrisinya mencukupi.
Adapun nutrisi yang diperlukan di antaranya :
- Ammonia (NH3)
- Nikel (Ni)
- Tembaga (Cu)
- Besi (Fe)
- Fosfor dalam bentuk fosfat (PO4)
- Magnesium (Mg)
- Seng (Zn)
Kadar bahan kering
Setiap jenis bakteri pasti memiliki nilai kapasitas kebutuhan air yang berbeda. Jika kapasitasnya tepat, aktivitas bakterinya juga akan berjalan maksimal.
Proses pembentukan biogas pun akan mencapai titik optimal jika konsentrasi bahan kering terhadap air juga sesuai atau biasanya dalam kondisi normal di angka 0,26 kg/ liter.
Pengadukan
Dalam proses digesti, pengadukan dilakukan untuk mendapatkan campuran substrat yang bersifat homogen dengan ukuran partikel yang lebih kecil. Selama proses dekomposisi berlangsung, pengadukan juga perlu untuk mencegah terjadinya benda – benda mengapung pada permukaan cairan dan berfungsi untuk mencampur methanogen dengan substratnya.
Zat racun atau toxic
Beberapa komponen zat racun yang dapat mengganggu kinerja biodigester di antaranya adalah deterjen, air sabun dan juga creolin. Jadi zat racun atau toxic ini perlu disingkirkan.
Pengaruh starter
Starter yang mengandung bakteri metana diperlukan untuk mempercepat proses fermentasi bakteri anaerob. Ada beberapa jenis starter yang diperlukan di antaranya :
- Lumpur aktif yang merupakan starter alami. Lumpur aktif contohnya seperti lumpur di kolam ikan, air comberan, cairan septic-tank, atau timbunan sampah organik.
- Fasilitas biodigester dalam stadium aktif yang merupakan starter semi buatan
- Bakteri yang dibiakkan di laboratorium sebagai starter buatan
Jenis – Jenis Biodigester
Jika dibedakan atas dasar konstruksinya, jenis – jenis biodigester di antaranya:
Fixed dome
Fixed dome merupakan jenis biodigester dengan volume tetap yang mengakibatkan produksi gas dapat meningkatkan tekanan dalam suatu reaktor. Dalam konstruksi ini, gas yang terbentuk dapat dialirkan segera ke pengumpul gas yang ada di bagian luar reaktor.
Floating dome
Pada tipe biodigester ini, kamu akan menemukan bagian dari konstruksi reaktor yang dapat bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan suatu reaktor. Pergerakan dari bagian reaktor tersebut, juga menjadi tanda bahwa produksi gas dalam reaktor biogas telah dimulai. Pada reaktor jenis ini, pengumpul gasnya berada di dalam satu kesatuan dengan suatu reaktor.
Jika dibedakan dari segi aliran bahan baku reaktor biogasnya, biodigester dibedakan menjadi beberapa jenis berikut :
Bak (batch)
Pada jenis batch atau bak, bahan baku reaktornya ditempatkan di dalam suatu wadah tertentu. Umumnya digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari limbah organik yang ada.
Mengalir (continuous)
Pada jenis biodigester ini, aliran bahan bakunya masuk sementara residunya keluar pada selang di waktu tertentu.
Dari segi tata letak penempatan biodigesternya, jenis biodigester dibedakan menjadi :
Seluruh biodigester di permukaan tanah
Jenis biodigester ini biasanya terbuat dari tong bekas minyak tanah atau aspal dengan volume kecil. Karena volumenya kecil maka jenis biodigester ini tidak mencukupi untuk kebutuhan sebuah rumah tangga dan kemampuan materialnya juga rendah untuk menahan korosi dari biogas yang dihasilkan.
Sebagian tangki biodigester di bawah permukaan tanah
Biodigester ini biasanya terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil dan kapur yang kemudian dibentuk seperti sumur dan di atasnya ditutup plat baja. Volume tangkinya bisa besar atau pun dibuat kecil sesuai kebutuhan.
Namun sistem ini juga memiliki kelemahan dimana jika ditempatkan pada daerah dengan suhu rendah atau dingin maka plat bajanya merambat ke dalam bahan isian sehingga proses produksi biogasnya dapat terhambat.
Seluruh tangki biodigester di bawah permukaan tanah
Model tangki biodigester ini merupakan model yang paling populer di Indonesia. Seluruh instalasi biodigester ditanam di dalam tanah dengan konstruksi permanen yang menjadikan suhunya stabil dan perkembangan bakteri methanogennya juga cepat.
Kesimpulan
Biodigester merupakan suatu alat kedap udara yang dapat mengubah limbah organik menjadi biogas yang bisa dibuat dengan metode sederhana namun perlu persiapan atau perencanaan yang matang. Semua yang dibutuhkan harus disiapkan juga.
Alat ini sangat berpengaruh terhadap pembuatan biogas dan jenisnya bermacam – macam bisa dipilih sesuai kebutuhan.