Satelit buatan adalah wujud kecerdasan manusia di abad ke-20. Teknologi ini telah mengubah cara hidup manusia dalam banyak hal menjadi lebih mudah.
Pernahkah Kamu berpikir, mengapa hidup manusia kini penuh dengan teknologi canggih? Ketahuilah, salah satu puzzle yang menyusun kecanggihan itu adalah perangkat bernama satelit buatan (Artificial satellite).
Berkat teknologi satelit yang terus berkembang, manusia dapat melakukan banyak hal baru yang dahulu mungkin manusia menganggapnya mustahil. Mulai dari berkomunikasi jarak jauh dalam hitungan detik, memprediksi cuaca hingga bertahun-tahun, melihat real time kepadatan jalan, dan banyak lagi.
Kali ini, kami akan mengajak kalian semua untuk lebih banyak mengenal satelit buatan. Jika Kamu membacanya sampai tuntas, pengetahuan berikut ini akan Kamu dapatkan:
- Definisi satelit buatan
- Sejarah satelit buatan
- Bagian-bagian yang terdapat dalam satelit
- Cara kerja satelit buatan
- Hal-hal menarik seputar satelit buatan
Daftar isi
Definisi Satelit Buatan
Menurut Oxford Dictionary, satelit buatan adalah ‘sebuah objek buatan yang ditempatkan di orbit di sekitar Bumi atau planet lain untuk mengumpulkan informasi atau untuk komunikasi.’
Secara lebih rinci, General Multilingual Environment Thesaurus, mendefinisikan satelit buatan sebagai ‘setiap objek buatan manusia yang ditempatkan dalam orbit hampir-periodik di mana ia bergerak terutama di bawah pengaruh gravitasi dari satu benda langit, seperti bumi, matahari, planet lain, atau bulan planet.’
Sejumlah pengertian dari sumber-sumber lainnya juga kurang lebih memiliki pengertian yang serupa. Apabila diringkas, satelit buatan pada intinya merupakan:
- Objek/perangkat buatan manusia.
- Bergerak mengelilingi orbit.
- Dibuat manusia untuk tujuan tertentu.
Tentu saja, pengertian ini memberi garis pembeda yang tegas dengan satelit alami seperti Bulan. Meskipun satelit alami memiliki orbit, tapi ia bukanlah perangkat buatan dan tujuan pembuatannya tidak bisa manusia tentukan sendiri.
Sejarah Satelit Buatan
Sebelum satelit buatan manusia diterbangkan ke angkasa, manusia pernah menuangkannya ke dalam karya fiksi.
Dalam catatan Science Learning Hub, pada abad ke-19, terdapat dua buah cerita pendek yang menyinggung cerita manusia meluncurkan satelit ke orbit. Adalah The Brick Moon (1869) karya Edward Everett Hale dan The Begum’s Fortune (1879) karya Jules Verne yang menuliskannya.
Memasuki abad ke-20, manusia semakin serius berpikir untuk menerbangkan satelit yang berputar mengelilingi orbit.
Seorang Rusia bernama Konstantin Tsiolkovski (1857-1935) pada 1903 memulai ide untuk menggunakan roket untuk meluncurkan objek yang mengorbit bumi. Sebagai bukti keseriusan, ia menghitung kecepatan yang diperlukan objek untuk mengorbit, sekaligus mengusulkan propelan cair untuk mendorong roket mencapai orbit.
Hingga akhirnya, pada 4 Oktober 1957, Uni Soviet secara resmi menjadi perintis bagi peluncuran satelit buatan dalam sejarah dunia. Satelit Sputnik 1 yang diluncurkan oleh roket Sputnik berhasil mengorbit Bumi.
Satelit buatan tertua ini meluncur di Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan dan berhasil mencapai ketinggian antara 215 hingga 939 kilometer dari permukaan Bumi. Dengan kecepatan 29.000 km/jam, ia mampu mengorbit bumi dalam 96 menit untuk 1 kali orbit.
Setelah proyek Sputnik 1 berhasil, perkembangan teknologi satelit semakin canggih. Satu per-satu, satelit meluncur dengan berbagai fungsi yang manusia butuhkan.
Pada tahun 1960, NASA, Lembaga Antariksa Amerika Serikat yang berdiri pada 1958, berhasil mengorbitkan Tiros 1. Satelit ini dapat membantu manusia mengamati dan memprediksi cuaca.
Dua tahun kemudian, pada tahun 1962, NASA juga menjadi yang pertama dalam mengirimkan satelit komunikasi ke angkasa. Satelit yang bernama Telstar-1 ini membantu manusia untuk dapat melakukan siaran internasional.
Dalam dekade-dekade selanjutnya, satelit yang mengorbit Bumi bukan hanya milik Uni Soviet dan Amerika Serikat. Gak hanya untuk kebutuhan komunikasi, berbagai jenis satelit buatan juga diterbangkan untuk tujuan lain seperti untuk pemantauan cuaca, navigasi, dan kebutuhkan militer. Berbagai negara secara bergantian mengirimkan satelitnya untuk kepentingan tertentu, termasuk, Indonesia.
Satelit Palapa 1 adalah satelit pertama Indonesia yang meluncur pada 1967. Saat itu, Palapa meluncur dengan Delta 2941, roket buatan AS di kawasan Florida.
Bagian-Bagian Satelit
Kalau Kamu pernah melihat sejumlah gambar satelit buatan, Kamu dapat menemukan bahwa bentuknya bermacam-macam. Ada yang terlihat keren, elegan, atau bahkan aneh.
Namun, meski bentuknya variatif, tapi sebagaimana dinyatakan NASA, ada dua bagian yang pasti ada pada setiap satelit, yakni antena dan sumber daya.
Antena
Antena berfungsi sebagai pengirim dan penerima informasi. Keberadaan antena menghubungkan manusia yang ada di Bumi dengan satelit yang menyiarkan informasi dari angkasa.
Pada satelit kekinian, antena didukung oleh komponen payload lain untuk menyajikan informasi lebih banyak dan baik kepada manusia. Mulai dari kamera, repeater, radar, dan banyak lagi. Komponen ini sangat bergantung pada fungsi satelit itu sendiri.
Sumber Daya
Satelit buatan umumnya manusia rancang untuk dapat mengorbit dalam waktu tertentu, bahkan hingga puluhan tahun. Untuk itu, setiap satelit pasti memiliki sistem sumber daya yang sudah manusia persiapkan dari Bumi.
Umumnya, sumber daya ini berasal dari panel surya (solar cell). Perangkat rekayasa manusia ini dapat menjadi semikonduktor yang dapat mengubah energi matahari menjadi listrik. Jadi, selama satelit mendapatkan sinar matahari, satelit akan terus mendapatkan energi untuk mengorbit.
Cara Kerja Satelit Buatan
Mungkin ada dari sebagian kalian yang bertanya, bagaimana bisa satelit melayang dan mengorbit Bumi? Ketika kita tidak memahami cara kerjanya, apa yang satelit lakukan tampak seperti hal mustahil.
Agar Kamu memahami cara kerjanya, perhatikan poin-poin berikut ini!
- Sistem energi yang manusia ciptakan untuk satelit tidak mampu untuk membuatnya terbang sendiri mencapai orbit. Jadi, satelit membutuhkan dukungan kendaraan yang bisa mengantarkannya, yaitu roket. Di dalam roket, terdapat bagian khusus untuk menyimpan muatan seperti satelit.
- Roket manusia ciptakan dengan teknologi yang memungkinkannya memiliki kecepatan tinggi. Hal itu memungkinkan roket untuk memberi daya dorong dorongan (momentum) yang membantu satelit untuk mendapatkan kecepatan tepat untuk sampai orbit.
- Mengapa satelit perlu dorongan kecepatan? Jawabannya karena saat satelit dilepas oleh roket, satelit harus melawan tarikan dari gravitasi bumi agar tidak jatuh dan seimbang hingga mencapai orbit.
- Prinsip peluncuran satelit ini mirip dengan bola tenis, yang memerlukan dorongan kuat agar bisa jatuh dalam jarak yang jauh. Kalau raket memukul bola tenis dengan dorongan lemah, maka pasti jatuh dalam jarak dekat.
- Bukan hanya membutuhkan kecepatan, satelit juga membutuhkan kecepatan yang tepat (pas) saat meluncur. Alasannya, jika misalnya terlalu cepat, satelit justru akan meluncur jauh keluar dari orbit yang manusia rencanakan.
- Hal lain yang tak kalah penting penting, ketinggian orbit juga mempengaruhi kecepatan orbit. Jadi, kecepatan satelit yang akan meluncur juga perlu menyesuaikan dengan kecepatan pada ketinggian yang direncanakan.
- Dengan kecepatan yang tepat, satelit tidak akan jatuh ke Bumi dan menjauh dari Bumi akibat gaya sentrifugal (Gaya yang muncul akibat benda bergerak melingkar).
Intinya, agar satelit mampu melayang adalah ia perlu menyeimbangkan kecepatannya saat meluncur dengan gravitasi dari Bumi, kecepatan orbit, dan gaya sentrifugal.
Tentu saja, dalam prakteknya tidak sesederhana teorinya. Maka tak heran, jika tak sedikit pula satelit yang gagal meluncur dan mengorbit.
Alhasil, meski banyak negara yang memiliki satelit, hanya sedikit negara yang punya kemampuan untuk meluncurkannya dari Bumi agar berhasil mengorbit. Bahkan sejauh ini, semua satelit milik Indonesia-pun peluncurannya dilakukan di negara lain.
Hal-Hal Menarik Tentang Satelit Buatan
Sejak pertama kali satelit beredar pada 1957 hingga sekarang, sudah ada ribuan satelit yang melayang mengelilingi Bumi. Tentunya, ada berbagai fakta yang mungkin menarik untuk Kamu ketahui.
- Uni Soviet memang menjadi negara perintis yang berhasil meluncurkan satelit. Namun dalam perkembangannya, Amerika Serikat menjadi paling dominan dalam teknologi satelit. Dari data Statista hingga Januari 2022, Amerika Serikat tercatat memiliki 2.944 satelit aktif. Jauh unggul dari posisi kedua yang China duduki (499 satelit).
- Hingga tahun 2022, Indonesia sejauh telah meluncurkan 25 satelit ke ruang angkasa. Namun dalam catatan Wikipedia, satelit buatan Indonesia yang masih beroperasi jumlahnya ada 6.
- Satelit umumnya punya masa operasi 10 – 15 tahun. Saat masa operasi habis, satelit mungkin terbakar di atmosfer, puingnya jatuh ke bumi, atau hancur dan menjadi sampah di antariksa. Bahkan, United States Space Surveillance Network memperkirakan, dari puluhan ribu objek berukuran lebih dari 10 centimeter di antariksa, lebih dari 90%-nya adalah sampah.
- Peluncuran satu roket yang membawa satelit, rata-rata melepaskan 220-330 ton karbon ke atmosfer Bumi. Hal ini memicu potensi lingkungan. Jadi, memang perlu ada upaya dan riset serius untuk menyeimbangkan manfaat dan resiko peluncuran satelit.
- Saat ini, satelit terbesar yang masih aktif mengorbit Bumi adalah ISS (International Space Station). Satelit ini merupakan proyek gabungan dari sejumlah lembaga antariksa terkemuka di berbagai negara. Proyek ini bahkan terus mengalami penyempurnaan. Saat sempurna, ISS diprediksi memiliki luas 108.5 x 72.8 meter dengan berat 450 ton.
F.A.Q.
Kamu mungkin memiliki sejumlah pertanyaan tentang satelit buatan. Beberapa pertanyaan di bawah ini, bisa jadi merupakan pertanyaan yang juga Kamu simpan.
Berapa ketinggian satelit buatan?
Satelit memiliki ketinggian beragam mulai dari ratusan hingga puluhan ribu kilometer. Ada yang berada pada ketinggian LEO (Low Earth Orbit), MEO (Medium Earth Orbit), dan GEO (Geosynchronous Earth Orbit). Untuk informasi lebih detail tentang ketinggian satelit buatan, kamu bisa baca artikel “Jenis orbit satelit buatan“, kami ulas lebih dalam dan terperinci.
Apakah Bulan satelit buatan?
Bukan. Bulan adalah satelit alami ciptaan Tuhan satu-satunya yang mengorbit di Bumi. Fungsi dan tujuan Bulan tidak dalam kendali manusia, semua semata-mata atas kuasa-Nya.
Apa bahan bakar satelit buatan?
Bahan bakar satelit saat ini menggunakan ‘hydrazine-based fuel’. Namun, paparan tingkat tinggi zat hidrazin sangat beracun dan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Saat ini, para ilmuwan tengah berupaya melakukan penelitian untuk mengganti bahan bakar satelit yang lebih ramah lingkungan dan kesehatan.
Karena jika hidrazin tumpah saat satelit masih berada di darat, akan menumbulkan masalah keselamatan publik dunia.
Jadi, satelit pada dasarnya tetap bisa bergerak mengikuti kecepatan tanpa bantuan bahan bakar. Adapun fungsi bahan bakar sebagai cadangan untuk membantu satelit mengubah orbit dan menghindari tabrakan dengan puing-puing atau benda langit lain.
Apa yang terjadi jika tidak ada satelit buatan?
Tanpa satelit buatan, kehidupan di Bumi akan tetap berjalan seperti biasanya, karena dahulu manusia pernah hidup puluhan abad tanpa perangkat ini. Faktanya, berbagai fungsi satelit berhubungan dengan kemudahan dan kepraktisan, bukan menyangkut kebutuhan primer yang menentukan hidup-mati manusia.
Infografis
Demikianlah teknologi satelit yang kian canggih telah memberikan berbagai kemudahan bagi kehidupan manusia. Kamu yang turut merasakannya, tentu patut mensyukurinya.
Oh ya, pengetahuan yang kami bagikan ini mudah-mudahan bukan hanya menambah wawasan kalian. Lebih dari itu, dapat memancing Kamu lebih penasaran untuk memperdalam wawasan seputar satelit.
Indonesia, tanah air kita tercinta, membutuhkan lebih banyak orang yang melek IPTEK dan berkarya untuk memajukan negeri. Termasuk, untuk kemajuan dan perkembangan satelit buatan. Semoga, Kamu menjadi salah satu orang terlibat dalam kemajuan tersebut!