Dari Bumi, citra kamera dapat merekam keindahan dan keagungan Tuhan. Namun dari angkasa, citra satelit dapat membantu manusia untuk hidup lebih baik di Bumi yang diciptakan-Nya!
Potret Bumi bukan hanya menarik untuk direkam dengan kamera yang tersemat di ponsel. Demi menunjang berbagai kebutuhan manusia modern, Bumi perlu dipotret dari ruang angkasa. Untuk itu, sejak sekitar enam dekade lalu, manusia mengembangkan teknologi untuk memproduksi citra satelit!
Kamu pasti punya keingintahuan yang besar kan mengenai teknologi ini? Setelah membaca artikel ini sampai habis, Kamu bukan hanya akan tahu berbagai hal menarik seputar citra satelit.
Lebih dari itu, Kamu juga akan sadar, bahwa potret Bumi dari angkasa memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Pembahasan yang sudah kami siapkan meliputi:
- Pengertian
- Sejarah
- Perbedaan Citra Satelit dan Foto Udara
- Fungsi Citra Satelit
- Jenis citra berdasarkan akses
- Jenis citra berdasarkan resolusi
- Karakteristik data satelit
- Program dan operator citra satelit dunia
- Citra satelit BMKG
Daftar isi
Pengertian Citra Satelit
Dalam Kamus Merriam Webster, definisi sederhana dari satellite imagery atau citra satelit adalah ‘gambar yang diambil dari satelit’.
Sementara itu, Law Insider, memberikan definisi yang lebih lengkap. Menurutnya, citra satelit adalah ‘citra digital dari permukaan bumi yang disusun dari data spektral yang dikumpulkan oleh sensor yang dibawa oleh satelit tujuan khusus, tersedia untuk seluruh bagian dunia dari berbagai sumber komersial dan pemerintah.’
Jadi, pada intinya, citra satelit merupakan gambar (citra) yang sumbernya berasal dari data yang diambil dari satelit buatan.
Tentu saja, istilah ini baru ada dan populer seiring dengan munculnya teknologi satelit dengan kemampuan spesifik menangkap citra Bumi dari angkasa.
Sejarah Citra Satelit
Sejak Sputnik 1 milik Uni Soviet berhasil mengorbit, berbagai satelit diterbangkan dengan membawa berbagai instrumen. Termasuk instrumen dengan kemampuan menangkap citra.
US Explorer-6 adalah satelit pertama yang tercatat mampu mengambil gambar orbital dari angkasa pada 14 Agustus 1959. Tak lama dari kesuksesan satelit NASA itu, Uni Soviet membuat teknologi tandingan yang mampu memotret penampakan Bulan yakni Luna-3.
Sebelum kesuksesan US Explorer-6, sebenarnya sudah ada teknologi yang mampu memotret citra Bumi dari angkasa. Namun, citra tersebut bukan diambil dari satelit, melainkan dari rudal balistik jarak jauh bernama V-2.
Rudal ini merupakan proyek teknologi militer yang pada mulanya dikembangkan oleh NAZI Jerman sejak 20 Juni 1944. Hanya saja, setelah NAZI takluk dalam Perang Dunia Kedua, berbagai instrumen teknologinya dikuasai dan dikembangkan sekutu (Uni Soviet, Amerika Serikat, serta Inggris).
Nah, pada 24 Oktober 1946, Amerika Serikat meluncurkan V-2 yang mereka kembangkan dengan kemampuan mengambil gambar dari angkasa. Teknologinya sudah cukup mumpuni, karena mampu mengambil 1 gambar untuk setiap 1,5 detik hingga ketinggian 105 kilometer.
Sayangnya, karena kita sedang membahas citra satelit, maka citra dari V-2 yang masuk kategori rudal balistik tidak tercatat sebagai citra satelit yang pertama. Terlebih lagi, V-2 tidak menangkap gambar secara orbital (Bumi secara penuh). Maka, Explorer-6 tetap yang kita catat sebagai perintis.
Saat meluncur, Explorer-6 membawa sejumlah instrumen canggih untuk mendukung misinya. Salah satunya adalah TV optical scanner, yakni unit optik berbentuk bulat cekung untuk memotret citra tutupan awan.
Namun dalam perkembangannya, serangkaian program Satelit Explorer tidak spesifik menjadi satelit yang mengambil citra untuk Bumi. Sesuai namanya, satelit ini membawa misi ‘penjelajah’, yang misi-misinya lebih luas untuk eksperimen dan penelitian hal-hal baru di ruang angkasa.
Justru, pada masa-masa selanjutnya, program satelit yang populer untuk membawa misi menangkap citra bukan Explorer. Dunia lebih mengenal program lain seperti CORONA atau LANDSAT yang memulai peluncuran satelit pertamanya setelah Explorer.
Perbedaan Citra Satelit dengan Foto Udara
Sebagian orang mungkin masih kebingungan untuk membedakan foto udara dengan citra satelit. Padahal, keduanya jelas-jelas berbeda.
Citra yang satelit dapatkan berbeda dengan apa yang kamera biasa sajikan meski secara prinsip, instrumennya menggunakan kamera. Nah, untuk memahami perbedaannya, perhatikan tabel berikut ini!
Citra Satelit | Foto Udara |
Gambar diambil dengan kamera digital yang dapat dikoreksi dan ditingkatkan kualitasnya. | Gambar diambil dari kamera dan film fotografi |
Pengambil gambar terjadi dari satelit. | Pengambilan gambar terjadi dari pesawat atau balon udara |
Jangkauan area luas, satu kali potret dapat menjangkau 3.500 hingga 30.000 kilometer persegi. | Jangkauan area relatif kecil, berkisar puluhan hingga ratusan kilometer persegi. |
Umumnya satelit pencitraan mengambil gambar dari ketinggian 600 hingga 900 kilometer. | Foto diambil dalam rentang jarak ratusan hingga ribuan meter. |
Tingkat kedetailan gambar rendah meski tetap dapat manusia baca. | Memiliki gambar dengan tingkat kedetailan yang tinggi. |
Proses pengambilan gambar terjadi dari luar angkasa, sehingga cuaca Bumi tidak begitu mempengaruhi prosesnya. | Cuaca buruk Bumi dapat mempengaruhi proses dan hasil gambar. |
Kamu tentu bisa dengan jelas membedakan hasil gambarnya melalui perbandingan antara contoh foto udara dan citra satelit berikut:
Meski keduanya berbeda, namun secara fungsi bisa saling melengkapi. Misalnya layanan Google Earth yang Kamu bisa akses dengan mudah hari ini. Sebenarnya, salah satu produk unggulan Google itu memanfaatkan sejumlah sumber yang merupakan kombinasi antara citra satelit dan foto udara.
Fungsi Citra Satelit
Tidak mengherankan jika kini citra satelit menjadi objek bisnis yang menggiurkan. Faktanya, gambar Bumi pada kawasan tertentu yang dipotret dari angkasa dapat difungsikan untuk berbagai hal.
Mari kita bahas fungsinya satu per-satu!
1. Prakiraan Cuaca
Para ahli meteorologi yang bekerja di berbagai lembaga pemerintahan kini menjadikan citra satelit sebagai data utamanya untuk memprediksi cuaca.
Data yang dapat satelit potret semisal suhu puncak awan, dapat menjadi bahan analisis yang meteorolog baca. Masyarakat umum sebagai end-user, bisa menikmati hasil pembacaan data itu dengan mudah.
2. Prediksi Tren Iklim
Sesungguhnya, iklim juga bersifat dinamis seperti cuaca. Ia dapat berubah meski dalam kurun waktu lebih panjang. Data-data yang dihasilkan dari citra satelit dalam rentang waktu tertentu dapat menjadi bahan prediksi iklim di kawasan tertentu pada masa depan.
3. Mendukung Navigasi
Tahukah kamu, aplikasi navigasi semisal Google Maps sebenarnya beroperasi dengan dukungan lembaga dan perusahaan satelit pencitraan. Google ikut memanfaatkan citra dari produk Landsat milik NASA atau Geoeye.
Tentu saja, dengan pengolahan dan dukungan teknologi lain, citra yang ditampilkan dalam aplikasi navigasi bisa lebih canggih dan powerfull.
4. Pencegahan Bencana
Sejumlah bencana yang umumnya menimpa manusia merupakan efek dari cuaca. Misalnya angin kencang atau hujan yang memicu banjir, longsor, dan lainnya.
Citra satelit dapat membaca potensi berbagai bencana tersebut dan memberikan peringatan bagi manusia di Bumi untuk melakukan langkah mitigasi yang efektif. Jadi, resiko yang mungkin terjadi dapat berkurang bahkan nihil.
5. Penanggulangan Bencana
Bukan hanya di level mitigasi, citra satelit juga berguna dalam proses penanggulangan bencana yang sudah terjadi.
Citra yang manusia dapatkan dari angkasa dapat mereka manfaatkan untuk memetakan titik bencana gempa, banjir, penggundulan atau kebakaran hutan dan lainnya. Selanjutnya, manusia lebih mungkin menemukan cara yang tepat untuk menanggulanginya.
6. Operasi Militer dan Pengintaian
Negara-negara adidaya yang serius dengan pengembangan militer semisal AS, China, atau Rusia, menggunakan citra satelit untuk urusan ini.
Dengan bantuan citra yang akurat, mereka dapat mendeteksi pangkalan perang, mengintai kelemahan, hingga menyusun strategi militer yang lebih jitu. Tentu saja, dengan penuh kerahasiaan.
7. Eksplorasi Pertambangan
Sudah puluhan tahun citra satelit memberikan manfaat bagi industri dengan keuntungan menggiurkan ini.
Perusahaan tambang, menggunakan citra untuk mendukung proses eksplorasi, operasi, keselamatan kerja, keberlanjutan lingkungan, hingga pemantauan. Pastinya, ini membuat kinerja perusahaan lebih optimal dan menguntungkan.
8. Pembangunan Infrastruktur
Data geospasial dari pencitraan satelit, dapat berguna bagi perencana dan pelaksana proyek. Mereka bisa memetakan ruang dan peruntukan yang tepat dalam proses pembangunan di satu kawasan dengan pertimbangan yang strategis.
Data hasil produk citra satelit juga dapat menjadi pertimbangan desain, konstruksi, hingga manajemen aset bagi perusahaan kontraktor.
9. Pertanian
Bagi wilayah dengan area pertanian yang luas, citra satelit akan sangat membantu. Dengan dukungan instrumen teknologi lain, data-data satelit dapat membantu deteksi perubahan penggunaan lahan, pemantauan lingkungan, pengamatan nutrisi tanah, prediksi hasil panen, hingga pencegahan penyakit.
10. Lingkungan
Pemerintah yang punya keseriusan dengan keberlangsungan lingkungan yang baik, pasti akan menggunakan fungsi citra satelit dengan maksimal.
Citra dari satelit, bisa membantu pemerintah memastikan publik tetap patuh terhadap regulasi lingkungan, memantau pembukaan lahan baru, analisis daratan berpotensi banjir, hingga penangkapan karbon dari waktu ke waktu.
11. Konservasi Satwa
Bukan hanya manusia dan alam yang merasakan manfaat citra satelit. Hewan- terutama yang sudah dalam kategori satwa langka-, bisa tetap lestari dengan bantuan teknologi ini.
Dengan bantuan pencitraan satelit, manusia bisa mendeteksi perkembangan hutan dan potensi ruang-ruang hidup satwa yang menipis. Data seperti ini dapat menjadi bahan penting dalam kegiatan konservasi satwa langka yang berkelanjutan.
12. Pemasaran dan Penjualan
Dalam strategi marketing yang memanfaatkan data demografis, citra satelit juga bisa membantu lho!
Perusahaan bisa menggunakannya untuk menganalisis titik-titik terbaik untuk memasang spanduk/banner/baliho, lokasi toko, dan lainnya. Perusahaan dapat mengetahui tingkat kepadatan dan tempat strategis yang mendukung pertumbuhan bisnisnya.
13. Mengamati Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk menjadi isu yang penting bagi masyarakat dunia. Ini berkaitan dengan banyak hal, seperti masalah ekonomi dan sosial.
Data kepadatan penduduk dengan dukungan citra satelit, bisa menjadi tambahan bahan bagi pemerintah untuk menerapkan strategi kependudukan yang tepat.
Jenis Citra Satelit Berdasarkan Akses
Citra satelit memiliki kebermanfaatan yang luas. Seiring waktu, banyak pihak yang membutuhkannya. Kamu juga mungkin termasuk diantaranya. Sayangnya, tidak semua citra satelit dapat diakses secara gratis.
Faktanya, ada dua jenis layanan pencitraan satelit yang ketentuan mengaksesnya berbeda satu sama lain.
1. Citra Satelit Domain Publik
Jenis citra yang dapat Kamu akses gratis. Beberapa pengembang satelit pencitraan memberikan akses bagi siapapun yang membutuhkan produk citra satelitnya. Terutama, untuk mendukung misi pengembangan keilmuan.
Sejumlah program citra satelit gratis yang membuka akses publik:
- Landsat
- Corona
- Sentinel
- Meteosat
- ASTER
Memang, mungkin produk citra yang Kamu bisa dapatkan secara gratis terbatas. Namun untuk kebutuhan akademis, citra gratis yang dapat Kamu temukan pada sejumlah program di atas sudah relatif cukup.
2. Citra Satelit Domain Privat
Dalam perkembangannya, citra satelit bukan sekedar produk keilmuan. Ia bertransformasi menjadi produk bisnis yang dapat mendukung operasional dan kemajuan pada sejumlah bidang industri.
Oleh karena itu, tidak sedikit perusahaan yang secara serius bergerak dalam industri ini. Mereka mengembangkan program satelit, lalu menjual produknya secara eksklusif.
Sejumlah perusahaan yang bergerak dalam industri satellite imagery ini antara lain:
- Geoeye
- Spot Image
- Airbus Intelligence
- China Siwei
- Planet’s Rapideye
- Imagesat International
Seperti pada bidang industri lainnya, persaingan produk citra satelit juga berkembang hebat. Hasil yang bisa Kamu dapatkan dari berbagai citra berbayar ini umumnya punya kualitas yang lebih tinggi ketimbang yang gratis.
Jenis Citra Satelit Berdasarkan Tingkat Resolusi Spasial
Berdasarkan citra spasial yang disajikannya, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) membaginya ke dalam 4 jenis. Mulai dari sangat tinggi, tinggi, menengah, hingga rendah.
Berikut pembahasan berikut masing-masing perbedaannya!
1. Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi (CSRST)
Sebuah citra dapat masuk dalam kategori resolusi ini apabila memiliki resolusi spasial 1 meter atau di bawah itu. Citra jenis ini mampu menangkap objek-objek kecil dengan jelas dari satelit.
Beberapa jenis satelit yang mampu menghasilkan citra dalam kategori ini antara lain:
- IKONOS; 0,8 meter
- Quickbird: 0,61 meter
- Worldview 2: 0,42 meter
- Worldview 3 dan 4: 0,31 meter
- Worldview Legion: 0,3 meter
- High Definition (Maxar): 0,15 meter
- Pleiades 1A dan 1B: 0,5 meter
- Pleiades Neo: 0,3 meter
2. Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT)
Meski tak sedetail CRST dalam menangkap objek, namun citra ini sudah cukup mumpuni untuk digunakan dalam menunjang berbagai kebutuhan. Tingkat resolusi spasialnya berkisar di atas 1 meter hingga 6 meter.
Ada sejumlah perusahaan dan lembaga yang mengembangkan satelit yang mampu menghasilkan citra jenis ini:
- SPOT 6 dan 7: 1,5 meter
- ALOS Prism: 2,5 meter
- RapidEye: 5 meter
- Planet Scope: 3 meter
3. Citra Satelit Resolusi Menengah (CSRM)
Di bawah satelit resolusi tinggi, ada satelit resolusi menengah. Sejumlah penyedia citra memberikan akses citra gratis untuk kategori citra resolusi menengah seperti Sentinel atau Landsat. Tingkat resolusinya biasanya ada di kisaran 10 hingga 30 meter.
Beberapa citra satelit yang menyajikan citra dalam kategori ini antara lain:
- Sentinel 2A dan 2B: 10 meter
- Landsat 7 dan 8: 15 meter
- ASTER: 15 meter
- SPOT 2: 20 meter
- SPOT 5: 10 meter
4. Citra Satelit Resolusi Rendah (CSRR)
Tingkat resolusi spasial sebuah citra satelit masuk dalam kategori rendah apabila citra spasial maksimal yang mampu dihasilkannya di atas 30 meter. Meskipun rendah, tapi citra jenis ini juga tetap bermanfaat. Satelit Himawari yang menjadi salah satu basis data BMKG Indonesia juga ada dalam kategori ini.
Berikut nama-nama satelit yang bisa memotret citra CSRR:
- Himawari-8 : 50 meter
- MODIS: 250 meter
- NPP VIIRS: 371 meter
Catatan: Semua data resolusi spasial yang kami bagikan di atas adalah angka maksimal yang bisa satelit dapatkan. Biasanya didapat dari garis nadir dalam mode gambar pankromatik. Dalam mode dan posisi yang berbeda, resolusinya mungkin berbeda.
Karakteristik Data Citra Satelit
Bagi siapa saja yang ingin memiliki kemampuan teknis membaca citra satelit, maka ia wajib memahami karakter setiap jenis data dari citra tersebut. Perlu kita ketahui bahwa, setiap satelit yang membawa misi menangkap citra jarak jauh, memiliki instrumen yang menyediakan citra dengan karakter yang berbeda.
Karakteristik data tersebut ditentukan oleh sejumlah jenis resolusi, antara lain:
1. Resolusi Spasial
Resolusi spasial adalah ‘ukuran paling kecil objek di bidang pandang yang terekam pada data digital maupun pada citra’.
Sederhananya, satu titik terkecil di citra yang Kamu lihat itu mewakili ukuran berapa di dunia nyata? Jadi, kalau misalnya resolusi spasial pada sebuah citra satelit itu 10 meter, maka maksudnya 1 titik dalam citra itu sama dengan 10 meter di dunia nyata.
Prinsipnya, semakin kecil angka resolusi spasialnya, maka semakin jelas objeknya akan tampak dalam citra. Di bab sebelumnya sudah kami singgung, setiap satelit memiliki level resolusi spasial berbeda.
2. Resolusi Temporal
Resolusi temporal adalah ‘jumlah waktu atau frekuensi perekaman ulang yang satelit lakukan terhadap satu wilayah objek yang sama’.
Dengan kata lain, data resolusi ini akan menunjukan seberapa cepat suatu satelit memotret dan menyajikan gambar Bumi secara penuh dalam orbitnya. Setiap satelit memiliki resolusi yang berbeda. Hal tersebut merupakan pengaruh dari sejumlah faktor seperti letak orbit.
3. Resolusi Spektral
Resolusi spektral adalah ‘level kemampuan sistem optik-elektronik dalam instrumen satelit untuk membedakan suatu objek yang dipengaruhi pancaran atau pantulan spektralnya’. [8]
Sederhananya, spektral ini adalah merupakan gambaran hasil interaksi antara objek dengan energi elektromagnetik yang instrumen satelit pancarkan.
Faktanya, setiap objek yang berinteraksi dengan energi elektromagnetik pada instrumen satelit memiliki daya pantul dan serap berbeda-beda. Jadi, resolusi spektralnya juga akan berbeda.
Maka ketika Kamu melihat sebuah citra satelit, Kamu juga akan melihat bahwa tampilan gelombangnya berbeda. Tinggi rendahnya resolusi spektral, akan mempengaruhi proses identifikasi objek yang ada pada citra.
4. Resolusi Radiometrik
Resolusi radiometrik adalah ‘ukuran yang menunjukan berapa banyak informasi yang didapatkan dari sensor satelit’.
Satelit dengan fungsi pencitraan umumnya membawa sensor dengan kemampuan radiometrik. Sensor ini akan mengkonversi spektral objek yang satelit tangkap ke dalam angka-angka yang kemudian dapat manusia interpretasikan.
Data-data radiometrik ini berguna untuk mendukung data-data lain untuk menganalisis berbagai hal yang manusia butuhkan.
Program dan Operator Citra Satelit di Dunia
Sebelumnya, kami sudah menyinggung sedikit mengenai nama program dan perusahaan yang menyediakan data citra satelit. Kali ini, kami membahas secara singkat 10 dari sekian banyak penyedia yang kini masih beroperasi.
Yuk kita cek satu per-satu!
1. Landsat (NASA)
Landsat merupakan program dengan misi citra satelit paling tua di dunia yang kini masih eksis. Program ini adalah hasil kerja gabungan antara NASA dengan USGS (United States Geological Survey). Satelit pertamanya sendiri sudah meluncur sejak 23 Juli 1972.
Mengingat Landsat merupakan proyek pemerintah, maka citra satelit yang Landsat hasilkan umumnya untuk mendukung program Pemerintah Amerika Serikat. Terakhir, Landsat sudah meluncurkan Landsat-9 pada September 2021.
Kamu bisa download citra satelit Landsat-8, 9 dan lainnya melalui situs resmi NASA: https://landsat.visibleearth.nasa.gov/
2. Copernicus (ESA)
ESA (European Space Agency) menjadikan nama ilmuwan populer Eropa abad pertengahan sebagai nama program satelit observasinya. Misi satelit terbaru yang mereka luncurkan adalah Sentinel. Sejauh ini, ESA hampir sukses menyempurnakan generasi pertama Copernicus dengan meluncurkan Sentinel 6A.
Rencananya, mereka akan memasuki Copernicus 2.0 setelah peluncuran Sentinel 6B pada 2025 mendatang. Citra yang ESA dapatkan digunakan untuk mendukung aneka program. Mulai dari pemanfaatan tanah, lingkungan laut, atmosfer, keamanan, perubahan iklim, hingga layanan manajemen darurat.
Kamu bisa mengakses produk-produk dari Copernicus melalui situs resminya: https://www.copernicus.eu/en
3. SPOT (Airbus Defence and Space)
SPOT atau singkatan bahasa Perancis yakni Satellite Pour l’Observation de la Terre merupakan sistem satelit observasi populer komersial. Pemilik dan pengelolanya adalah SPOT Image yang meluncurkan satelit pertamanya pada 22 Februari 1986.
SPOT Image sendiri merupakan hasil kerjasama antara Badan Antariksa Perancis, Belgia, dan Swedia dengan misi yang beragam. Citra satelit SPOT menjadi bahan untuk mendeteksi dan memprediksi berbagai fenomena oseanografi, klimatologi, hingga pemantauan aktivitas manusia. Dari produksi hingga distribusi gambar.
Untuk bisa mengakses data dari sejumlah satelit SPOT, Kamu perlu mengajukan proposal atau permintaan kepada pengembangnya. Ajukan hal tersebut disini: https://earth.esa.int/eogateway/missions/spot
Alternatifnya, bisa mengontak atau mendatangi Pustekdata LAPAN Indonesia sesuai informasi yang kami dapat dari halaman resmi LAPAN berikut ini: https://inderaja-catalog.lapan.go.id/application_data/default/pages/about_Spot-7.html
4. GeoEye/Worldview (DigitalGlobe)
GeoEye merupakan salah satu perusahaan citra satelit orbital terbesar yang berbasis di Amerika Serikat. Pada tahun 2013, GeoEye dibeli oleh Digitalglobe, perusahaan korporasi (anak perusahaan Maxar) yang juga bergerak di industri remote sensing (penginderaan jauh).
Satelit terakhir GeoEye adalah GeoEye 2 yang kemudian namanya berubah menjadi Worldview-4 karena peralihan kepemilikan perusahaan kepada DigitalGlobe. Citra milik DigitalGlobe selain dijual ke berbagai lembaga pemerintahan AS, dijual juga kepada Google untuk mendukung layanan Google Maps dan Google Earth.
Oh ya, selain mengoperasikan GeoEye dan Worldview, DigitalGlobe juga merupakan pemilik dari satelit Quickbird yang sudah nonaktif sejak 2015 lalu.
Karena DigitalGlobe merupakan perusahaan yang benar-benar komersial, Kamu perlu mengeluarkan sejumlah untuk mendapatkan produk citra satelitnya.
5. China Siwei (China Satellite Communications)
Negara berjuluk tirai bambu ini sangat serius bersaing di level global dalam teknologi satelit. Lewat perusahaan China Siwei Survey and Mapping Technology, mereka mengembangkan sistem satelit pencitraan. Pada April 2022, mereka baru saja meluncurkan sebuah satelit terbarunya yang bernama SuperView Neo-2 01/02.
Satelit terbaru tersebut membawa teknologi yang mampu menangkap resolusi spasial hingga 30 sentimeter. Ini merupakan peningkatan dari satelit sebelumnya yang hanya mampu bekerja menangkap citra di angka 50 centimeter. Tentu saja, mereka terus berkembang karena merupakan perusahaan komersial.
6. TERRA (NASA)
TERRA adalah satelit observasi Bumi milik NASA yang membawa sejumlah instrumen pencitraan, seperti ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) dan MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer).
NASA bekerjasama dengan lembaga dan negara lain dalam pengembangan instrumen yang dikelolanya agar semakin canggih.
Misalnya, mereka bekerjasama dengan Jepang dalam mengembangkan citra satelit ASTER dengan menempatkan pusat pembangunan instrumennya di Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.
Citra ASTER – sumber: SERC
7. Himawari (JMA)
Himawari adalah program satelit cuaca Jepang yang menyajikan citra satelit untuk kebutuhan meteorologi di kawasan cekungan pasifik. JMA (Japan Meteorological Agency) sebagai pengembang dan pengoperasi satelit ini membuka akses berbagi informasi citranya kepada berbagai pihak. Termasuk, BMKG RI.
Sejauh ini, citra satelit Himawari BMKG gunakan untuk menganalisis banyak hal. Mulai dari prakiraan cuaca, prediksi bencana, hingga mendeteksi potensi kebakaran hutan di kawasan-kawasan tertentu.
8. TIROS (NASA)
TIROS merupakan program multifungsi yang menjadikan citra satelit sebagai basis datanya. Jadi, meskipun tidak secara khusus menjadi program dengan misi menangkap citra sebagaimana Landsat, tapi berbagai seri TIROS juga membawa instrumen untuk menangkap citra Bumi.
Pada seri awalnya, TIROS adalah satelit khusus menyajikan citra satelit cuaca. Namun dalam perkembangannya, TIROS memiliki fungsi lebih luas. Kami sudah membahasnya secara khusus di halaman satelit TIROS.
Citra Satelit BMKG Indonesia
Salah satu fungsi citra dari satelit yang sudah pemerintah Indonesia optimalkan adalah untuk memprediksi cuaca dan mencegah bencana.
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sebagai lembaga utama di Indonesia untuk mengelola urusan ini telah memanfaatkan berbagai produk citra satelit untuk kepentingan masyarakat.
Kalau Kamu pernah mendapatkan informasi mengenai dua hal tersebut dari BMKG, maka ketahuilah bahwa bahan prediksi itu salah satunya citra satelit.
Memang benar, Indonesia sejauh ini belum mengorbitkan satelit pencitraannya sendiri. Namun, Kamu tetap bisa mengakses citra dari satelit untuk wilayah Indonesia di situs resmi BMKG.
BMKG telah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan dan penyedia citra untuk menyajikannya secara live. Salah satu mitranya adalah Satelit Himawari milik Japan Meteorological Agency yang dalam proses kerja menangkap citra untuk wilayah Indonesia.
Jika Kamu ingin melihat citra satelit live, silahkan kunjungi halam berikut: https://www.bmkg.go.id/satelit/
Di sana, Kamu dapat mengakses berbagai produk citra satelit yang sudah melalui proses pengolahan. Pada masing-masing halaman, terdapat pula cara singkat mengenai langkah membaca citra yang tersaji.
Infografis dan Kesimpulan
Bagaimana, apakah Kamu sudah mendapatkan wawasan baru setelah membaca artikel ini? Sebelum beranjak dari halaman ini, ada baiknya Kamu mencatat poin-poin penting berikut ini:
- Citra satelit merupakan gambar yang diambil dari satelit, berbeda dengan foto udara.
- Fungsi dari citra yang satelit dapatkan sangatlah banyak. Selain untuk urusan pemerintahan, fungsinya juga mendukung industri yang komersial.
- Terdapat berbagai jenis dan karakteristik citra yang menjadi pembeda antara satu dan lainnya.
- Satelit yang membawa misi pencitraan bukan hanya milik pemerintah. Banyak juga perusahaan swasta yang membawa misi ini untuk mencari keuntungan.
Jika Kamu merasa pembahasan citra satelit yang kami bagikan bermanfaat, silahkan share kepada yang lainnya, ya!